Pasar Saham dan Obligasi Koreksi, AUM Reksadana Turun Selama Oktober 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koreksi pasar saham dan obligasi berdampak negatif bagi industri reksadana. Dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksadana terpantau turun selama Oktober 2023.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana sebesar Rp 498,17 triliun per 31 Oktober 2023. Ini artinya dana kelolaan reksadana sudah berkurang sekitar Rp 11,55 triliun dibandingkan posisi bulan September Rp 509,73 triliun.

Selama bulan Oktober 2023, pengurangan dana kelolaan paling signifikan pada kelas aset pendapatan tetap dan saham, masing-masing sebesar Rp 7,61 triliun dan  Rp 3,20 triliun. Sementara, kelas aset pasar uang masih mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan Rp 2,28 triliun.


Baca Juga: Didukung Investor Muda, Reksadana Indeks Punya Prospek Positif

Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division HPAM, Reza Fahmi, mencermati, penurunan dana kelolaan industri reksadana sejalan dengan kinerja pasar saham dan obligasi yang melemah sepanjang bulan Oktober lalu.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 3,6% dari 6.367,9 poin menjadi 6.139,8 poin. Sementara itu, yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun naik dari 6,38% menjadi 6,56%. Ini menunjukkan adanya penjualan obligasi oleh investor selama periode tersebut.

Reza menjelaskan, koreksi pasar terjadi menyusul ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 yang belum usai. Krisis properti China dan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) meningkatkan suku bunga acuan turut memperburuk kondisi tersebut.

Selain itu, Reza melihat, adanya penarikan dana (redemption) oleh investor reksadana terutama kelas aset pendapatan tetap dan saham. Investor umumnya mencari instrumen investasi lain yang lebih aman atau menguntungkan, seperti deposito, emas, atau mata uang asing.

Baca Juga: Sucor Asset Management Jalin Kerja Sama Distribusi Reksadana Syariah dengan Bank BSI

Menurut Reza, tren dana kelolaan industri reksadana hingga akhir tahun ini akan sangat bergantung pada perkembangan situasi ekonomi dan pasar keuangan, baik domestik maupun global. 

Pemulihan pasca covid dan perputaran ekonomi China akan berpengaruh pada aktivitas bisnis. Pasar juga masih dipengaruhi kebijakan moneter AS dan sejumlah bank sentral besar lainnya yang dapat mempengaruhi arus modal global dan nilai tukar mata uang.

Reza berujar, Henan Putihrai Asset Management (HPAM) sendiri akan meningkatkan kinerja produk-produk reksadana dengan mengoptimalkan alokasi aset, diversifikasi portofolio, dan manajemen risiko.

Baca Juga: Gandeng Bahana TCW, DBS Treasures Private Client Tawarkan KPD ke Nasabah

HPAM juga akan meningkatkan saluran distribusi dengan bekerja sama dengan berbagai agen penjual, platform digital, dan perbankan. Serta, meningkatkan inovasi produk dengan meluncurkan reksadana baru yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi investor, seperti reksadana saham off-shore berbasis dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli