Pasar Saham Masih Tertekan, Simak Proyeksi IHSG Hingga Akhir Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah. Pelemahan IHSG terjadi di tengah rilis kinerja emiten di kuartal III-2024.

Melansir RTI, IHSG tertekan 108,06 poin atau 1,44% ke level 7.383,86 pada akhir perdagangan di BEI, Rabu (6/11). Sebanyak 197 saham naik, 398 saham turun dan 195 saham stagnan. 

Dana asing juga mengalir keluar dari bursa sebesar Rp 1,09 triliun di pasar reguler.


Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat, sentimen penurunan IHSG hari ini masih dipengaruhi oleh hasil Pilpres AS. 

Baca Juga: Sejumlah Saham Ini Akan Tebar Dividen Interim, Cek Rekomendasi Analis

“Investor banyak keluar juga dari pasar domestik, karena melihat hasil Pilpres AS yang diungguli Trump. Mereka masuk ke pasar AS, tercermin dari menghijaunya indeks saham di AS,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (6/11).

Ke depannya, kinerja IHSG berpotensi menghadapi sejumlah tantangan. Hal ini disebabkan hasil Pemilu AS yang menyebabkan ada keraguan The Fed akan pasti menurunkan suku bunga lebih lanjut. Namun, kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 bps masih terbuka lebar.

“Kemenangan Trump diprediksi pasar akan menguatkan ekonomi AS, sehingga meyakinkan pasar untuk masuk berinvestasi di sana,” paparnya.

Baca Juga: Net Buy Asing Berlanjut, Cermati Saham yang Banyak Dikoleksi, Selasa (5/11)

Dari sisi domestik, Nico melihat sentimennya cenderung positif, meskipun ada beberapa catatan. Sentimen positif berasal dari hajatan Pilkada 2024 dan potensi penurunan suku bunga bank sentral. Pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto beserta susunan kabinet dan sejumlah kebijakan barunya juga dilihat sebagai sentimen positif oleh pasar.

Sentimen negatifnya ada dari pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2024 yang di bawah ekspetasi pasar dan konsumsi masyarakat yang masih lemah.

“Pasar memang masih akan volatil ke depan, tetapi penguatan IHSG tetap akan terjadi meskipun tidak sekuat proyeksi sebelumnya,” ungkapnya.

Semula, Nico memproyeksikan IHSG bisa mencapai level 7.900 - 8.000 di akhir tahun 2024. Namun, dengan kemenangan Trump dan penurunan IHSG yang cukup dalam hari ini, Nico merevisi target IHSG akan ada di kisaran 7.500 - 7.700 pada akhir tahun 2024.

“Window dressing masih akan terjadi di akhir tahun 2024. Sektor konsumer, perbankan, teknologi, properti, dan komoditas masih menarik untuk dilirik,” paparnya.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham ANTM, MYOR, BBRI untuk Rabu (6/11)

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, penurunan IHSG hari ini disebabkan oleh hasil Pilpres AS yang kemungkinan akan dimenangi oleh Donald Trump.

“Pasar meresposn negatif kemungkinan itu, karena khawatir dengan bagaimana kepemimpinan Trump di periode sebelumnya. Sementara, dari domestik tidak ada sentimen yang menyebabkan kejatuhan IHSG hari ini,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (6/11).

Banyak rilis laporan keuangan di kuartal III 2024 ini yang hasilnya dinilai mengecewakan oleh para pelaku pasar. Namun, beratnya pergerakan IHSG masih disebabkan oleh sentimen dari luar negeri.

Alhasil, William pun memproyeksikan IHSG akan bergerak di level 7.850 - 7.900 di akhir tahun 2024.

”Memang banyak rilis laporan keuangan di kuartal III yang mengecewakan, tapi sepertinya respons pelaku pasar lebih ke sentimen eksternal. Sementara, window dressing di bulan Desember masih ada,” paparnya.

Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat, Cermati Proyeksi dan Rekomendasi Saham, Rabu (6/11)

Hingga akhir tahun, investor bisa mencermati emiten sawit dan Grup Bakrie sebagai pilihan saham untuk trading, khususnya BUMI, BRMS, ENRG, dan DEWA.

Direktur Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus melihat, pergerakan IHSG hari ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2024 yang hanya tumbuh 4,95% dari pergerakan kuartal III 2023. 

Di sisi lain, penurunan IHSG hari ini juga disebabkan oleh pelemahan rupiah ke Rp 15.833 per dolar AS. Potensi kemenangan Trump yang besar dalam Pilpres AS kali ini menjadi sentimen negatif bagi rupiah dan IHSG.

“Untuk besok, akan ada katalis positif dari suku bunga The Fed yang diprediksi akan dipangkas 25 basis poin (bps),” ujarnya kepada Kontan, Rabu (6/11).

Sentimen utama pergerakan IHSG hingga akhir tahun 2024 masih seputar pemangkasan suku bunga bank sentral dan juga penguatan harga komoditas akibat konflik geopolitik. Hal itu akan membuat saham-saham emiten komoditas cenderung menguat sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Imbal Hasil Reksadana Saham Panin AM Tembus Doble Digit, Intip Strateginya

IHSG diperkirakan masih akan menguat di kuartal IV seiring pemangkasan suku bunga yang akan dilakukan oleh The Fed di sisa tahun ini. Daniel memperkirakan, IHSG akan berada di sekitar level 7.600 di akhir tahun 2024. 

“Window dressing tetap ada, tapi kemungkinan tidak akan membawa pergerakan IHSG akan naik terlalu tinggi,” tuturnya.

Sektor perbankan dilihat masih menarik untuk dilirik para investor. William pun menyarankan investor untuk melirik BBCA dan BBRI dengan target harga masing-masing Rp 12.000 per saham dan Rp 5.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli