Pasar saham menanti RUU Pilkada



JAKARTA. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tersendat. Pada perdagangan Kamis (11/9), IHSG menyusut 0,19% ke level 5,133.03. Selama tiga hari berturut-turut, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 1,54 triliun.

Pergerakan IHSG searah dengan indeks bursa saham di kawasan Asia. Hal itu tecermin dari laju indeks MSCI Asia Pasifik yang menurun 0,2% ke 146,40, Kamis pukul 16:30 waktu Hong Kong.

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, koreksi indeks saham domestik dipicu pelemahan nilai tukar rupiah. Mengacu data Bank Indonesia, rupiah kemarin terkoreksi 0,42% menjadi Rp 11.831 per dollar AS.


Di sisi lain, pergerakan bursa regional masih dibayangi kekhawatiran akan rencana The Fed mengerek suku bunga acuan lebih cepat dari ekspetasi pasar.

"Selain itu investor masih mengkaji dampak stimulus Bank Sentral Eropa (ECB), apakah akan mampu menggiring ekonomi Eropa yang cenderung stagnan," ujar Purwoko.

Fadli, analis Net Sekuritas menilai IHSG tertekan pelemahan harga komoditas seperti nikel dan timah. "Selain itu, efek politik soal RUU Pilkada punya pengaruh cukup besar," tutur dia.

Menurut Fadli, pasar cemas jika RUU ini disahkan maka akan menghambat kebijakan presiden terpilih, Joko Widodo. "Apalagi untuk berinventasi harus melalui persetujuan kepala daerah, sedangkan nanti kalau jadi disahkan, banyak kepala daerah akan berasal dari koalisi merah putih, itu yang ditakutkan," kata dia.

Purwoko menambahkan, sentimen luar yaitu dari investor global yang tampaknya masih menanti kebijakan moneter yang akan diambil The Fed pada 16-17 September 2014. Dia pun memprediksi IHSG hari ini (12/9) akan menguat. Tekanan jual diprediksi mulai mereda.

Purwoko memprediksi indeks saham hari ini bergerak di kisaran 5.100-5.165. Sedangkan Fadli memperkirakan IHSG pada hari ini turun di rentang 5.080-5.180.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro