Pasar Saham Menguat, Bahana TCW Berniat Tawarkan Reksadana Saham ke Investor Retail



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahana TCW Investment Management berencana menawarkan produk reksadana saham kepada investor retailnya. Hal ini didorong oleh pasar saham domestik yang terus menguat dalam sebulan terakhir.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melesat 4, 05% ke level 6.931,36 pada Juli 2023, dari 6.661,88 pada Juni 2023. Pertumbuhan laba korporasi yang positif dan kembali masuknya arus dana asing menjadi faktor pendukung bagi penguatan IHSG, sejalan dengan penguatan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.

Hingga akhir tahun 2023, Bahana TCW memperkirakan IHSG berpotensi menguat hingga ke level 7.200. ‘’Penurunan yield SBN turut mendukung prospek penguatan pasar saham. Earnings yield IHSG saat ini masih lebih tinggi ketimbang yield SBN sehingga investor mulai rotasi ke kelas aset saham," kata Direktur Bahana TCW Doni Firdaus dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/8).


Baca Juga: BNP Paribas AM Bidik Pertumbuhan AUM Reksadana Berbasis ESG Rp 100 Miliar

Sebelumnya, anak usaha IFG ini menawarkan reksadana saham kepada investor korporasi melalui produk Bahana Stellar Equity Fund dan Bahana Explorer Equity Fund. Hingga akhir semester pertama 2023, dana kelolaan Bahana Explorer Equity Fund tercatat sekitar Rp 390,05 miliar atau meningkat 119% dari periode sama tahun sebelumnya.

Peningkatan yang sama juga terjadi pada dana kelolaan Bahana Stellar Equity Fund yang mencapai Rp 1,33 triliun atau naik 16% dibanding akhir semester satu 2022. Keduanya mendapatkan penghargaan dari Edvisor.ID-CNBC Indonesia Mutual Funds Best Performance Awards 2023 sebagai reksadana saham terbaik dalam kategori 5 tahun.

"Pertumbuhan signifikan ini ditunjang juga dengan kinerja yang baik, menguatkan rencana Bahana TCW untuk mengembangkan kedua produk ini sehingga bisa dikoleksi oleh investor retail yang berminat," ungkap Doni.

Sebagai informasi, alokasi aset reksadana saham Stellar di efek saham sekitar 80%-100%, sedangkan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang. Saham-saham pilihannya mayoritas masuk dalam kategori LQ45 dengan rentang waktu investasi menengah dan panjang.

Lebih lanjut, reksadana saham Explorer juga mengacu kepada indeks LQ45 dalam pemilihan saham-sahamnya dengan alokasi aset 80%-100% di saham dan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang. Reksadana saham Explorer memiliki strategi rotasi sektoral yang lebih dinamis dengan porsi alokasi yang lebih tinggi pada saham-saham alpha terpilih berdasarkan riset internal Bahana TCW.

Bahana TCW memilih saham berdasarkan kinerja fundamental, analisis internal dan distribusi sektoral, serta penggunaan parameter utama seperti earnings dan potensi pertumbuhan. Dalam analisis fundamental tersebut. Bahana TCW menggunakan screening dengan melihat kondisi keuangan, kondisi industri saham, dan perkiraan kinerja perusahaan ke depan untuk bisa memprediksi target harganya.

Potensi penguatan saham  diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir tahun. Apalagi kedua produk reksasana saham tersebut  mayoritas dialokasikan dalam saham berkategori big cap sehingga diuntungkan dengan beta di atas 1. Artinya saat memasuki bull market, reksadana ini diharapkan dapat melampaui kinerja indeks, di luar efek alokasi dan stock picking.

Baca Juga: Makin Marak Produk Reksadana Berbasis ESG, Intip Return yang Ditawarkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat