KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Pasar saham merosot dan obligasi menguat di Asia pada hari Senin karena kekhawatiran Amerika Serikat akan menuju resesi memicu penghindaran risiko secara massal dan taruhan suku bunga harus turun tajam, dan cepat, untuk mendukung pertumbuhan. Investor memulai penutupannya pada hari Jumat dengan menjatuhkan Nasdaq berjangka turun 1,87%, sementara S&P 500 berjangka turun 1,22%. Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang kehilangan 0,7%, sementara Nikkei Jepang merosot 5,5% lagi dan mencapai posisi terendah tujuh bulan.
Imbal hasil obligasi Jepang bertenor 10 tahun turun tajam 17 basis poin ke level terendah sejak April di 0,785% karena pasar secara radikal mempertimbangkan kembali prospek kenaikan suku bunga lagi dari Bank of Japan.
Baca Juga: Data inflasi AS Mengangkat Saham Global, Menurunkan Imbal Hasil Treasury Obligasi negara banyak diminati dengan imbal hasil 10 tahun turun sebesar 3,755%, terendah sejak pertengahan tahun 2023. Imbal hasil obligasi dua tahun merosot 50 basis poin minggu lalu menjadi 3,82% dan bisa segera turun di bawah imbal hasil obligasi 10 tahun, mengubah kurva menjadi positif dengan cara yang menandai terjadinya resesi di masa lalu. Laporan penggajian (payrolls) bulan Juli yang sangat lemah dan mengkhawatirkan membuat pasar memperkirakan peluang hampir 70% bahwa Federal Reserve tidak hanya akan menurunkan suku bunga pada bulan September, namun juga melakukan pelonggaran sebesar 50 basis poin penuh. Kontrak berjangka menyiratkan pemotongan sebesar 155 basis poin tahun ini, dengan jumlah yang sama pada tahun 2025. “Kami telah meningkatkan peluang resesi dalam 12 bulan sebesar 10pp menjadi 25%,” kata analis di Goldman Sachs dalam sebuah catatan, meskipun mereka berpikir bahayanya dibatasi oleh ruang lingkup yang dimiliki The Fed untuk melonggarkan kebijakannya.
Baca Juga: China Berjanji untuk Modernisasi Industri dan Sejumlah Reformasi Lainnya Goldman sekarang memperkirakan pemotongan sebesar seperempat poin pada bulan September, November, dan Desember. “Premis perkiraan kami adalah bahwa pertumbuhan lapangan kerja akan pulih pada bulan Agustus dan FOMC akan menilai pemotongan sebesar 25bp merupakan respons yang cukup terhadap risiko penurunan apa pun,” mereka menambahkan. "Jika kita salah dan laporan ketenagakerjaan bulan Agustus sama lemahnya dengan laporan bulan Juli, maka kemungkinan pemotongan sebesar 50bp akan terjadi pada bulan September."
Editor: Noverius Laoli