Pasar saham sedang turun, lebih selektif pilih saham IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perusahaan tengah bersiap untuk mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal bulan Oktober ini. Misalnya saja, PT Propertindo Mulia Investama Tbk dan PT Jaya Bersama Indo Tbk.

PT Propertindo Mulia Investama sendiri bergerak di industri properti. Sedangkan, PT Jaya Bersama Indo adalah perusahaan yang bergerak di industri kuliner restoran.

Melihat banyaknya emiten baru yang akan melantai di BEI, William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan untuk melakukan aksi IPO sebaikanya perusahaan tersebut memperhatikan momentum yang tepat terutama di saat kondisi pasar yang sedang baik


“Namun di kondisi pasar yang belum menjanjikan atau belum ada kepastian menyebabkan beberapa perusahaan harus menunda IPO. Jika mereka yang ingin tetap melanjutkan sebaiknya harus menunjukan prospek dan kinerja yang bagus,” ujar William kepada Kontan, Selasa (2/10).

Asal tahu saja, berdasarkan data RTI, dalam dua perdagangan terakhir di awal minggu ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, dan kini bertengger di level 5.875. Ini ditambah dengan kondisi rupiah yang menyentuh level Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat.

Menurut William, perusahaan yang bergerak industri kuliner masih belum familiar. Perusahaan industri baru memiliki sifat yang lebih spekulaitf dibandingkan dengan industri yang sudah familiar seperti properti.

“Kembali lagi pilihan kepada investor, namun industri baru biasanya unik dan berbeda, mereka harus punya invovasi agar bisa terus tumbuh,” ujar William.

Senada, Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Kapital Indonesia mengatakan, di kondisi tersebut akan menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang hendak melakukan aksi penawaran umum perdana.

“Itu tantangan, akan lebih berat meyakinkan investor,” ujar Kiswoyo belum lama ini.

Kiswoyo menambahkan secara umum investor sebenarnya akan melihat posisi margin laba yang ditunjukan dari emiten tersebut. Jika posisi margin laba menunjukan angka optimal, maka emiten tersebut cukup memiliki potensi yang baik kedepannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti