Pasar saham volatil, investasi saham asuransi jiwa menurun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, portofolio investasi saham industri asuransi jiwa tumbuh 3,5% menjadi Rp 137,71 triliun hingga September 2018. Namun, dibandingkan bulan Agustus 2018 yang sebesar Rp 138,6 triliun, investasi saham asuransi jiwa per September 2018 tersebut menurun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indoonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai, kondisi ini wajar terjadi saat pasar bergerak volatil. Meski begitu, ia menilai, instrumen saham tetap menjadi salah satu pilihan utama perusahaan asuransi jiwa.

“Produk asuransi jiwa merupakan produk jangka panjang, termasuk juga liabilitasnya pun jangka panjang. Sehingga agar match dengan liabilitasnya, maka salah satu instrumen investasi yang cocok adalah saham,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (18/11).


Ia yakin, instrumen saham sebagai portofolio investasi industri asuransi, dalam jangka panjang memiliki return yang kompetitif dan relatif likuid.

PT Asuransi Allianz Life dalam laporan keuangan kuartal III 2018 mencatatkan penurunan total investasi 8% secara yoy menjadi Rp 10,39 triliun. Di periode sama tahun lalu, Aliianz membukukan total investasi Rp 11,30 triliun.

Salah satunya karena penurunan investasi di saham. Di kuartal III 2018, portofolio investasi saham Allianz Life tercatat Rp 256,15 miliar atau turun 34,4% dari periode sama tahun lalu, Rp 390,82 miliar.

“Selain efek dari pergerakan saham, turunnya aset portofolio saham juga karena ada saham yang kami realisasikan di kuaral I tahun 2018,” kata Ni Made Daryanti, Chief of Investment Alianz Life Indonesia kepada Kontan.co.id, Minggu (18/11).

Penurunan nilai portofolio saham juga dialami PT BNI Life Insurance. Di kuartal III 2018 lalu, nilai portofolio saham BNI Life merosot 36% menjadi Rp 158,1 miliar.

Arry Herwindo, Head of Corporate Secretary & Corporate Communication BNI Life Insurance mengatakan, meski nilai portofolio saham menurun, pada kuartal III 2018, BNI Life masih mencatatkan pertumbuhan total investasi 3,07% menjadi Rp 13,83 triliun.

Penurunan nilai portofolio investasi saham lebih sebagai dampak dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun akibat capital outflow. “Kami masih fokus melakukan investasi pada obligasi pemerintah, obligasi korporasi dan deposito. Sentimen kenaikan suku bunga membuat kami optimistis hasil investasi BNI Life masih positif di akhir tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat