JAKARTA. Kendati beberapa tantangan eksternal siap menghadang, pasar surat berharga negara (SBN) masih berpotensi tumbuh pada tahun 2017.

Kinerja pasar obligasi pemerintah Indonesia (INDOBeX Government Total Return) per Kamis (15/12) terkoreksi 0,79% dibandingkan hari sebelumnya ke level 204,85.

Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management optimistis, pasar SBN berpeluang menanjak lagi tahun depan. Dengan catatan, inflasi dalam negeri terjaga di level rendah. Cadangan devisa Indonesia juga masih mampu menahan pelemahan rupiah apabila katalis negatif melanda.

"Tapi return SBN tahun depan tidak akan setinggi tahun ini. Single digit saja," katanya. Maklum, ada beberapa tantangan eksternal yang akan membayangi kinerja SBN tahun depan.

Mulai dari rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed sebanyak tiga kali, kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump, realisasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa, serta pemilihan umum Jerman dan Prancis.

Menurut Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra, masih ada potensi penguatan pasar SBN pada tahun 2017. Asalkan pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi melebihi 5%, inflasi terkendali di level 3% - 5%, serta stabilitas mata uang Garuda.

Made menerawang, masih ada ruang terbatas bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga BI 7 - Day reverse repo rate sebesar 25 bps tahun depan. "Tapi besar peluang BI akan menjaga di level 4,75%. Lebih ke kebijakan makroprudensial misalnya giro wajib minimum (GWR) dan kredit," terkanya.

Amunisi juga bertambah apabila lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's menghadiahi peringkat investment grade kepada Tanah Air pada tahun 2017.

Made memprediksi, yield surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun akan berkisar 7,8% - 8% pada pengujung tahun 2016. Jika momentum positif dari domestik terjaga, maka yield SUN 10 tahun bakal mencapai 7,2% - 7,5% pada tahun 2017.

Desmon menduga, yield SUN 10 tahun akan bergulir pada 7% - 7,8% di akhir tahun 2016. Target optimistis yield SUN 10 tahun untuk tahun 2017 dipatok pada 7,2% - 7,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia