Pasar segera dibuka, simak sentimen yang mempengaruhi gerak rupiah hari ini (21/9)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi kembali lanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini. Penantian pasar terhadap hasil pertemuan FOMC masih jadi fokus utama bagi pelaku pasar.

Sekedar mengingatkan, Senin (20/9), di pasar spot rupiah koreksi 0,14% dan ditutup di level Rp 14.242 per dolar Amerika Serikat (AS). Setali tiga uang, di kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) rupiah juga mengalami pelemahan. Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.251 per dolar AS atau terdepresiasi 0,13% dari penutupan sebelumnya.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menuturkan, pelaku pasar masih akan dalam posisi wait and see menanti rapat FOMC pada pertengahan pekan ini.


“Pasar ingin tahu seperti apa kepastian timeline dan mekanisme tapering yang akan dilakukan The Fed. Sementara dari dalam negeri, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI juga akan menjadi perhatian walaupun kemungkinan besar belum akan ada perubahan dari posisi saat ini,” kata Reny ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/9).

Baca Juga: Simak sentimen yang menyeret rupiah ke Rp 14.243 per dolar AS pada hari ini (20/9)

Sementara analis Valbury Asia Futures Lukman Leong bilang, rupiah juga masih akan berada dalam tekanan. Terlebih lagi, sentimen saat ini sedang mengarah ke dolar AS seiring data-data ekonomi AS beberapa waktu terakhir cukup solid.

Oleh sebab itu, menurut dia, The Fed berpotensi akan merevisi beberapa pernyataan mengenai ekonomi dan segera menjelaskan eksekusi tapering.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Lukman meyakini rupiah cenderung akan berada dalam tekanan sepekan ke depan. Ia pun memperkirakan rupiah akan berada pada rentang Rp 14.200 - Rp 14.350 per dolar AS.

Sementara Reny memproyeksi, rupiah bergerak sideways dengan potensi koreksi tipis. Hitungannya, rupiah berada pada kisaran Rp 14.210 - Rp 14.278 per dolar AS untuk perdagangan hari ini (21/9).

Selanjutnya: Krisis Evergrande membuat harga Bitcoin dan aset kripto lainnya memerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari