KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) berusaha mempertahankan bisnisnya sepanjang 2023 di tengah kondisi kelebihan pasokan (
overcapacity) yang melanda industri semen Indonesia. Dalam berita sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, saat ini industri semen Indonesia masih mengalami
overcapacity sebesar 51,8 juta ton atau sebesar 45%. Persentase
overcapacity terbesar terjadi di Pulau Jawa yakni lebih dari 55,4%. Sementara itu,
Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa Dani Handajani menyampaikan,
INTP selalu berupaya untuk terus meningkatkan kinerjanya meski terjadi
overcapacity di industri semen.
Baca Juga: Indocement (INTP) Yakin Raih Kinerja Positif di Tengah Tantangan Industri Semen Tahun ini Manajemen
INTP menargetkan pertumbuhan penjualan 2% sampai 4% atau sejalan dengan pertumbuhan pasar semen nasional. Sementara hingga Mei 2023, penjualan semen
INTP telah mencapai 6,3 juta ton atau naik 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Kami optimis target pertumbuhan penjualan perusahaan dapat tercapai," kata dia, Sabtu (15/7). Salah satu strategi
INTP adalah melalui peluncuran produk baru, yakni "Semen Jempolan" pada Februari 2023. Produk ini ditujukan sebagai
fighting brand dari
INTP di daerah tertentu, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kedua provinsi ini memiliki persaingan pasar yang sangat ketat.
Dani juga menyebut, saat ini utilitas pabrik semen
INTP berada di kisaran 60%-65%. Manajemen
INTP yakin utilitas pabrik
INTP akan naik ke level 70% seiring peningkatan permintaan produk semen pada semester II-2023. Hal ini seiring dengan maraknya berbagai proyek infrastruktur dan bangunan di Tanah Air. Kinerja
INTP juga akan ditopang oleh pengoperasian pabrik semen Maros, Sulawesi Selatan.
INTP menyewa aset pabrik Maros yang dimiliki oleh Semen Bosowa. Kehadiran pabrik Maros diharapkan akan membantu
INTP dalam melakukan penetrasi pasar yang lebih luas di wilayah Indonesia Timur. "Adanya pabrik Maros juga diharapkan mengangkat ekspor semen
INTP sebanyak 2-3 kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sekitar 300.000," ungkap Dani. Hal ini sejalan dengan upaya Kemenperin yang sedang mendorong ekspor produk semen nasional sebagai langkah antisipasi kelebihan pasokan semen di dalam negeri.
Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) Mulai Realisasikan Penambahan Armada pada Tahun Ini Lebih lanjut, seiring dengan kondisi
overcapacity,
INTP mengaku belum memiliki rencana ekspansi membangun pabrik baru. Emiten ini memang menyediakan
capital expenditure atau belanja modal sekitar Rp 1,2 triliun pada 2023, namun ini ditujukan untuk perbaikan dan pemeliharaan fasilitas pabrik yang ada, sehingga operasional perusahaan berjalan lancar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar