Pasar Smartphone Entry Level di Indonesia Berpotensi Terus Tumbuh Positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan pasar ponsel pintar (smartphone) di Indonesia makin ketat, terutama di segmen entry level dengan harga terjangkau. Hal ini terjadi di tengah pelemahan daya beli yang dialami sebagian konsumen smartphone Tanah Air.

Secara umum, kinerja pasar smartphone Indonesia masih tetap menjanjikan. Mengacu riset dari Counterpoint Research, pengapalan smartphone di Indonesia tumbuh 4% year on year (YoY) pada kuartal III-2024. 

Xiaomi masih menjadi merek dengan pangsa pengapalan terbesar di Indonesia dengan porsi 19% pada kuartal III-2024. Selama periode tersebut, pengapalan smartphone Xiaomi naik 5% yoy.


Baca Juga: Kemenperin: Kebijakan TKDN Bermanfaat untuk Lindungi Investasi di Indonesia

Keberhasilan Xiaomi dipicu oleh penguasaan di segmen entry level (di bawah US$ 200 atau sekitar Rp 3,1 juta) dengan pangsa pengapalan 25% pada kuartal III-2024, atau tumbuh 19% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Setelah Xiaomi, ada Oppo yang memiliki pangsa pengapalan 18% pada kuartal III-2024. Penjualan Oppo terbantu oleh segmen smartphone kelas menengah (harga sekitar US$ 200--399 atau Rp 3,1 juta--Rp 6,2 juta).

Berikutnya, terdapat Samsung yang menguasai pangsa pengapalan 17% pada kuartal ketiga lalu. Merek ini unggul di segmen premium (harga di atas US$ 600 atau sekitar Rp 9,4 juta) seiring peluncuran Galaxy Z Fold 6 dan Flip 6 serta Galaxy S24 FE.

Analis Pasar Smartphone dan Senior Consultant di SEQARA Communications Aryo Meidianto menilai, pasar smartphone entry level terbilang stabil di Tanah Air. Persaingan pasar di segmen ini cukup ketat dengan deretan merek seperti Xiaomi, Iqoo (Sub-brand dari Vivo), Realme, serta Transsion Group lewat merek iTel, Infinix, dan Tecno.

Bahkan, merek-merek seperti Samsung dan Oppo juga memiliki beberapa merek yang bermain di segmen entry level.r

Menurut dia, sebagian besar produsen smartphone entry level merancang produknya dengan fokus pada kapasitas Random Access Memory (RAM) dan Read Only Memory (ROM) yang besar, sehingga diharapkan performa ponsel akan meningkat.

Pendekatan ini diambil untuk menyesuaikan dengan pola konsumen yang cenderung memilih smartphone untuk penggunaan dalam jangka panjang.

"Kamera tidak lagi menjadi faktor penentu utama dalam pengambilan keputusan konsumen untuk membeli smartphone kelas entry level," ungkap Aryo, Rabu (4/12).

Baca Juga: 2 Cara Menghapus Akun Google Secara Permanen di HP dan Laptop

Potensi peningkatan penjualan smartphone entry level masih sangat terbuka pada tahun 2025. Segmen ini menjadi alternatif bagi para konsumen yang terdampak penurunan daya beli. 

Smartphone entry level juga makin menarik karena fitur-fiturnya juga terus berkembang. Selain soal kapasitas RAM dan ROM, smartphone entry level dengan dukungan sinyal 5G juga mulai marak di pasar. 

Walau demikian, Aryo khawatir jika tren pelemahan daya beli terus berlanjut serta ditambah kenaikan PPN menjadi 12%, ada kemungkinan smartphone entry level akan tersaingi oleh smartphone bekas. "Harga smartphone baru bakal makin mahal, sehingga konsumen mencari opsi yang lebih terjangkau, termasuk smartphone bekas," ucapnya.

Strategi Xiaomi

Sementara itu, Marketing Director Xiaomi Indonesia Andi Renreng menyampaikan, pihaknya percaya pasar smartphone Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang. Hal ini seiring meningkatnya adopsi teknologi dan kebutuhan konsumen terhadap perangkat yang makin canggih dan mudah diakses.

Meski ada tantangan terkait daya beli, Xiaomi tetap melihat permintaan yang kuat untuk smartphone, termasuk di segmen entry level yang mengedepankan keseimbangan antara inovasi, harga, dan kualitas.

"Tren penjualan kami tetap positif dengan fokus memberi pengalaman pengguna yang optimal," ujar dia, Rabu (4/12).

Baca Juga: Biaya Admin TikTok Shop Seller dan Hitungannya untuk Berbagai Merchant

Untuk dapat bersaing di segmen entry level, Xiaomi fokus pada keunggulan inovas yang ditawarkan kepada konsumen, seperti kualitas kamera hingga pengalaman smartphone yang terintegrasi dengan ekosistem produk AIoT Xiaomi.

"Kami selalu siap beradaptasi dengan tren pasar dan memastikan produk Xiaomi dapat bersaing di tiap segmennya," imbuh Andi.

Dia menambahkan, Xiaomi sangat antusias menyambut tahun 2025 dan siap meluncurkan berbagai produk baru dari tiap merek atau sub-merek seperti Xiaomi, Redmi, dan Poco.

Selanjutnya: OJK Dorong Digitalisasi dan Inklusi Keuangan untuk Majukan Industri Asuransi di 2025

Menarik Dibaca: VP Scentplus: Peran Mentorship Penting bagi Kesuksesan Bisnis dan Karier

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .