JAKARTA. Obligasi korporasi bisa menjadi salah satu instrumen prospektif untuk digenggam investor, tahun ini. Selain menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan obligasi negara, volatilitas surat utang korporasi juga relatif lebih rendah dibandingkan Surat Utang Negara (SUN). Ariawan, analis obligasi Mega Capital Indonesia, menilai, ancaman inflasi akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL), bisa membuka peluang kenaikan bunga acuan alias BI rate. Terkereknya BI rate bisa makin menekan harga SUN dan melejitkan yield surat utang. Investor tergiring mengalihkan dananya ke instrumen lain yang berimbal hasil lebih tinggi mengikuti kenaikan BI rate, seperti deposito.
Pasar SUN muram, obligasi korporasi jadi incaran
JAKARTA. Obligasi korporasi bisa menjadi salah satu instrumen prospektif untuk digenggam investor, tahun ini. Selain menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan obligasi negara, volatilitas surat utang korporasi juga relatif lebih rendah dibandingkan Surat Utang Negara (SUN). Ariawan, analis obligasi Mega Capital Indonesia, menilai, ancaman inflasi akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL), bisa membuka peluang kenaikan bunga acuan alias BI rate. Terkereknya BI rate bisa makin menekan harga SUN dan melejitkan yield surat utang. Investor tergiring mengalihkan dananya ke instrumen lain yang berimbal hasil lebih tinggi mengikuti kenaikan BI rate, seperti deposito.