Pasar SUN tetap berpotensi bullish



JAKARTA. Sepanjang Mei 2016, pasar surat utang negara (SUN) cenderung bearish. Namun para analis memprediksi, sentimen positif dari dalam negeri masih dapat menopang pasar SUN.

Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), per Mei 2016, indeks total return SUN yang tercermin pada INDOBeX Government Total Return turun 0,33% dari bulan sebelumnya menjadi 198,67. Namun, dari akhir 2015, tingkat pengembalian SUN tercatat masih naik 10,14%.

Presiden Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency Ignatius Girendroheru mengatakan, ada beberapa sentimen negatif yang menekan pasar obligasi negara pada bulan lalu.


Pertama, data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2016 yang di bawah ekspektasi. Kedua, meningkatnya spekulasi kenaikan suku bunga acuan The Fed pada rapat di bulan Juni ini. “Hal ini turut memicu pelemahan return pasar obligasi domestik,” imbuh Ignatius.

Namun, koreksi pada bulan Mei lalu tertahan sentimen positif dari pergerakan harga minyak mentah dunia jenis Brent yang menembus US$ 50 per barel.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menambahkan, sentimen negatif lain berasal dari data inflasi per April 2016 yang sebesar 0,45%. Inflasi yang menanjak mengindikasikan adanya masalah di sektor riil sehingga konsumsi masyarakat melambat.

Tekanan pasar membuat yield SUN bertenor 10 tahun sempat ke level 7,88%. Dus, kepemilikan investor asing di SUN pun berkurang 0,67% menjadi Rp 621,96 triliun. Kendati tertekan, pasar SUN masih menorehkan return positif sejak akhir 2015. Ini ditopang pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang sejak awal 2016 telah tiga kali memangkas BI rate menjadi 6,75%.

Bunga The Fed

Beben yakin, prospek pasar SUN masih cerah. Dengan catatan, pemerintah mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Kenaikan bunga The Fed diperkirakan menekan pasar SUN. Namun, koreksi hanya bersifat sementara. Jika BI kembali memangkas suku bunganya lagi di tahun ini, pasar SUN bisa bergairah.

Senada, Direktur PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menilai, pasar SUN berpeluang bullish. Sebab, yield obligasi pemerintah lebih atraktif ketimbang negara lain, dan ini dapat menarik minat investor. Mengacu AsianBondsOnline per 3 Juni 2016, yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun mencapai 7,9%.

Angka ini lebih tinggi ketimbang yield obligasi bertenor sama milik Pemerintah China yang tercatat 3,02%, Jepang minus 0,1%, Malaysia 3,93%, Filipina 4,36%, serta Vietnam 6,97%. “Investor asing akan tertarik masuk dengan tawaran yield yang jauh lebih menggiurkan,” kata Soni.

Beben memperkirakan, hingga akhir semester I-2016, yield SUN seri acuan bertenor 10 tahun yakni FR 0056 akan mencapai 7,5%-9,2%. Sementara, hingga pengujung 2016 imbal hasil SUN seri FR 0056 bakal bergerak dalam kisaran 7,8%-9,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie