Pasar surat utang kebanjiran sukuk korporasi



JAKARTA. Semester II 2016 diawali dengan membanjirnya penawaran sukuk korporasi di pasar surat utang. Setidaknya, sukuk senilai Rp 1,3 triliun siap terbit pada bulan Juli 2016 ini.

Perusahaan pertama adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) yang menerbitkan sukuk ijarah II senilai Rp 1,2 triliun. Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, surat utang itu terbit dua jenis.

Yakni, dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar Rp 1,01 triliun yang membagikan cicilan imbalan ijarah tetap sebesar Rp 106,76 miliar per tahun dengan jangka lima tahun. Lantas, sukuk dalam kesanggupan terbaik (best effort) maksimal Rp 188 miliar.


Kemudian PT Bank Pembagunan Daerah Sulawesi Selatan juga menawarkan sukuk mudarabah II sebesar Rp 50 miliar dengan tenor lima tahun. Adapun bagi hasil per tahun ditetapkan floating.

Bertindak penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk mudarabah antara lain PT Danareksa Sekuritas dan PT Indo Premier Securities.

Selanjutnya, anak usaha PT Bank Danamon Tbk, yakni PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang melakukan penawaran sukuk mudarabah berkelanjutan II tahap II senilai Rp 86 miliar.

Sukuk terbit dalam tiga seri, yakni seri A senilai Rp 30 miliar dengan tenor satu tahun. Serta, seri B dan C masing-masing senilai Rp 42 miliar dan Rp 14 miliar. Imbal hasil sukuk ditetapkan floating.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus memprediksi, investor akan menyerbu instrumen tersebut. Maklum, imbalan yang ditawarkan lebih tinggi ketimbang obligasi konvensional.

"Selama ini investor kesulitan mencari sukuk di pasar, lembaga syariah pasti berlomba masuk ke sukuk guna memenuhi kebutuhan portofolio mereka," ujar Nico, Selasa (12/7).

Sukuk milik AISA dan Bank Sulselbar dinilai layak koleksi. Mengingat kegunaan pembiayaan AISA adalah untuk pembangunan pabrik. Sedangkan sukuk milik perbankan daerah masih jarang di pasar.

Sementara surat utang Adira yang berkecimpung di industri multifinance diprediksi kurang menarik minat. Pasalnya, pasokan surat utang di sektor ini sudah membludak. Nico memprediksi, penerbitan sukuk tahun ini akan naik 20%–30% ketimbang tahun lalu.

Sepanjang 2015, total penerbitan sukuk korporasi mencapai Rp 3,17 triliun. "Peminat sukuk masih terbatas, sehingga banyak emiten mengeluarkan dalam jumlah nominal kecil," ujar Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie