JAKARTA. Sejak pekan lalu, pasar obligasi dalam negeri cenderung tertekan akibat berbagai katalis negatif baik dari domestik maupun eksternal. Analis optimistis, pasar Surat Berharga Negara (SBN) bakal menghijau di waktu mendatang apabila ada kenaikan rating atas peringkat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) akhir Mei 2016. Memang secara year to date per Selasa (24/5), indeks total return SBN yang tercermin pada INDOBeX Government Total Return masih terangkat 9,45% ke level 197,43. Namun, pekan lalu, pasar surat utang Indonesia mulai koreksi. Terlihat pada yield Surat Utang Negara (SUN) seri acuan bertenor 11 tahun yakni FR0056 yang menggemuk dari semula 7,68% pada akhir April 2016 menjadi 7,93% pada Selasa (24/5). Jika yield obligasi naik, harga obligasi merosot.
Pasar surat utang menanti kabar dari S&P
JAKARTA. Sejak pekan lalu, pasar obligasi dalam negeri cenderung tertekan akibat berbagai katalis negatif baik dari domestik maupun eksternal. Analis optimistis, pasar Surat Berharga Negara (SBN) bakal menghijau di waktu mendatang apabila ada kenaikan rating atas peringkat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) akhir Mei 2016. Memang secara year to date per Selasa (24/5), indeks total return SBN yang tercermin pada INDOBeX Government Total Return masih terangkat 9,45% ke level 197,43. Namun, pekan lalu, pasar surat utang Indonesia mulai koreksi. Terlihat pada yield Surat Utang Negara (SUN) seri acuan bertenor 11 tahun yakni FR0056 yang menggemuk dari semula 7,68% pada akhir April 2016 menjadi 7,93% pada Selasa (24/5). Jika yield obligasi naik, harga obligasi merosot.