Pasar tak kondusif, TIFA ogah menerbitkan obligasi



JAKARTA. Untuk mendapatkan dana segar untuk ekspansi, PT Tifa Finance Tbk (TIFA) belum berniat menerbitkan surat utang atau obligasi tahun ini.  Sebab, perseroan mengaku sudah memperoleh pinjaman dari perbankan untuk membiayai bisnis pembiayaan perseroan.

Suwinto merinci, pinjaman perbankan yang diperoleh TIFA sudah mencapai Rp 500 miliar. Artinya, jumlah pinjaman itu sudah cukup membantu pembiayaan perseroan tahun ini sebesar Rp 900 miliar, atau naik 11,11% jika dibanding tahun lalu yang hanya Rp 800 miliar.

"Kami memperoleh pinjaman beberapa waktu lalu sebesar Rp 500 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank OCBC Nisp Tbk (NISP). Jadi, saat ini masih cukup dananya guna menunjang pembiayaan Perseroan tahun ini," kata Suwinto di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (2/8).


Selain sudah memiliki pinjaman dari perbankan, , TIFA melirik kondisi perekonomian yang saat ini penuh tekanan. Dari sisi faktor luar negeri, kondisi ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) belum sepenuhnya pulih.

Ditambah lagi dengan penurunan harga komoditas yang mempengaruhi penjualan alat berat. Selain itu ada juga kenaikan BI rate serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mengakibatkan inflasi.

"Dengan kondisi itu, ditambah pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang tak menentu, kami tegaskan belum menerbitkan obligasi saat ini. Jika kondisi sudah kondusif baru kami pertimbangkan untuk menerbitkan obligasi," ujar Suwinto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri