Pasar Tenaga Kerja AS Ketat, Harga Emas Turun dari Level Tertinggi 7 Bulan Terakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali menanjak naik setelah kemarin merosot dari level tertinggi sejak Juni 2022 atau dalam tujuh bulan terakhir. Jumat (6/1) pukul 6.16 WIB, harga emas spot naik tipis 0,01% ke US$ 1.833,06 per ons troi.

Kemarin, harga emas spot terjun 1,17% ke US$ 1.832,89 per ons troi dari posisi sebelumnya US$ 1.854,56 per ons troi yang merupakan level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Harga emas merosot pada perdagangan kemarin karena laporan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan yang meningkatkan ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi lebih lama.


Harga emas kontrak Februari 2023 di Commodity Exchange justru masih turun 0,17% ke US$ 1.837,30 per ons troi pada pagi ini. Harga emas berjangka AS ini kemarin turun 0,99% dari US$ 1.859 per ons troi.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini di Pegadaian: Rp 1.067.000 per Gram!

Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago mengatakan bahwa penguatan indeks dolar setelah rilis data tenaga kerja membebani harga emas. Dia menyoroti bahwa Fed akan terus bersikap hawkish lebih lama karena pasar tenaga kerja terus menjadi kuat.

Nilai tukar dolar AS naik 0,7%, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang asing. Tapi imbal hasil obligasi 10 tahun sedikit lebih rendah. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani emas yang tidak menghasilkan bunga.

Jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah tiga bulan minggu lalu. Sementara PHK turun 43% pada bulan Desember, menunjuk ke pasar tenaga kerja yang ketat.

Prospek ekonomi AS yang disajikan oleh staf Fed pada pertemuan bulan lalu menunjukkan bahwa perjuangan untuk menurunkan inflasi dapat berlangsung lebih lama daripada prediksi awal.

Baca Juga: Penjualan Emas Aneka Tambang (ANTM) Tumbuh 15% pada Kuartal IV 2022

Beberapa pejabat Fed pada hari Kamis menegaskan kembali perjuangan mereka untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2%. Tapi pemimpin The Fed St. Louis James Bullard mengatakan, tahun 2023 akhirnya dapat membawa kelegaan dari sisi inflasi.

Para trader sekarang menunggu data nonfarm payrolls (NFP) Departemen Tenaga Kerja AS yang akan dirilis pada hari Jumat.

"Jika mendapatkan data yang mengalahkan ekspektasi lagi, kita mungkin akan melihat perpanjangan lain yang lebih rendah pada emas dan perak. Level US$ 1.805-US$ 1.800 adalah support kunci emas," kata Streible kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati