Pasar tertekan, pebisnis tetap optimistis melantai di bursa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Walaupun saat ini pasar sedang tertekan, optimisme perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) masih oke. Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pebisnis tetap yakin dengan keputusannya menjadi perusahaan publik.

Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyatakan di tengah keadaan pasar saat ini optimisme pebisnis (entrepreneur) tetap terjaga.

“Animo untuk perusahaaan tercatat bagus sebab perekonomian Indonesia relaitif stabil begitu juga dengan politik,” jelasnya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/9).


Menurut Nyoman masalah unjuk rasa kemarin merupakan salah satu hal yang wajar dari negara demokrasi. Nyoman melihat optimisme pasar dari indikator perusahaan yang sudah mencatatkan perusahaannya di bursa yakni ada 38 perusahaan. Adapun masih ada 22 perusahaan yang tercatat di pipeline BEI.

Jadi diproyeksikan hingga akhir tahun ada 60 perusahaan tercatat yang akan melantai di bursa.

Walaupun begitu, Nyoman menyatakan di luar dari daftar tersebut sudah ada perusahaan lain yang sudah menggelar courtesy meeting dengan BEI.

Perusahaan tersebut mulai membuka diskusi terkait skema menjadi perusahaan publik dan cara menyampaikan dokumen IPO ke BEI. Jadi menurut Nyoman tidak menutup kemungkinan perusahaan di pipeline bursa akan bertambah.

Baca Juga: Usai IPO, Nusantara Almazia (NZIA) targetkan bangun 5.800 unit rumah subsidi

Nyoman juga optimistis akhir tahun ini  Bursa bisa mencatatkan 75 instrumen investasi dengan rincian 60 ekuitas (perusahaan tercatat) dan sisanya dari obligasi, ETF, DIRE, dan Dinfra.

Nyoman meyakini seluruh perusahaan yang antri di pipeline akan IPO karena kalau sudah submit dokumen, artinya mereka sudah memikirkan semua kondisi seperti pergerakan pasar dan fundamental Indonesia.

Terkait proceed dana dari perusahaan yang sudah ada di pipeline bursa, Nyoman belum bisa menyampaikan mana saja yang menyasar pendanaan jumbo atau di atas Rp 1 triliun. Sebab saat ini masih dalam tahap awal dan masih perlu penjajakan ke investor institusi dalam bentuk tertulis.

Nantinya kalau harga sudah ditentukan oleh perusahaan, Bursa baru bisa menyampaikan ke publik.

Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli juga menyampaikan kondisi pasar yang tertekan karena eskalasi politik tidak berdampak pada keputusan perusahaan untuk IPO dan penyerapan sahamnya ke publik.

“Saya rasa tidak ada pengaruh karena bagi perusahaan yang akan IPO di Oktober sudah melakukan roadshow di mana sudah meriset keadaan pasar dan sebelumnya sudah mencari investor,” jelasnya.

Baca Juga: IPO bulan depan, ini kisaran harga saham perdana Digital Mediatama Maxima (DMMX)

Tapi Kerry menyatakan belum bisa bicara banyak untuk IPO yang akan berlangsung di November dan Desember sebab belum ada sentimen positif yang akan menguatkan pasar. Namun, di kuartal IV 2019  Kerry memproyeksikan adanya kemungkinan pasar akan mendapat angin segar setelah kabinet kerja rampung.

Kendati demikian, untuk saat ini investor sebenarnya tidak perlu menghindari atau mengkhawatirkan sektor tertentu sebab sifat dari keadaan yang terjadi belakangan ini lebih berpengaruh ke permasalahan sosial dan KPK. Jadi menurut Kerry tidak ada pengaruh terhadap sektor maupun industri tertentu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi