Pasar tidak stabil, inilah instrumen yang cocok dipegang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memegang dana kas dan emas dinilai sebagai pilihan yang tepat saat kondisi pasar sedang tidak stabil.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa hari tercatat memerah. Berdasarkan data RTI, dalam seminggu IHSG turun 1,49% ke level 6.210, sementara dalam satu bulan IHSG anjlok 6,18%. 

Kondisi global saat ini juga sedang tidak bisa diharapkan menyokong kinerja investasi baik dalam saham maupun obligasi. Perang dagang AS dan China semakin memanas. The Fed juga baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.


Dengan kondisi yang tidak stabil dan sulit untuk menerka arah pergerakan saham dan obligasi, investor cenderung wait and see. Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Endarto mengatakan, saat kondisi yang serba tidak pasti, instrumen investasi yang cocok dimiliki adalah dana kas dan emas. Alasannya, dana kas dipergunakan untuk jaga likuiditas. Sementara, emas merupakan salah satu aset yang nilainya cukup stabil dan diakui di mana saja.

Tentunya, dalam kondisi saat ini, Eko menyarankan investor pilih investasi yang memiliki risiko rendah. Terlebih, beberapa bulan ke depan Indonesia akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). "Secara historis, biasanya bursa saham selalu turun dulu ketika Pilkada atau Pemilu berlangsung," kata Eko, Minggu (25/3). Sehingga tidak disarankan investor terlalu ekspansif pada kondisi seperti ini.

Selain itu, instrumen reksadana pasar uang juga bisa jadi pilihan investasi lainnya. Namun, Eko menyarankan untuk memilih produk reksadana yang memiliki alokasi aset dalam deposito atau aset dengan jangka pendek lebih banyak, sehingga likuiditas terjaga dan mudah untuk dicairkan.

Bagi yang sudah terlanjur memiliki instrumen investasi di saham atau obliagasi, Eko menyarankan untuk sementara tahan beli. "Bila instrumen saham sudah berikan keuntungan, di kondisi ini saatnya ambil keuntungan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini