Pasar Tunggu Rilis Data Ekonomi, Rupiah Berpotensi Lanjut Menguat pada Senin (10/4)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat pada perdagangan Senin (10/4). Pada akhir perdagangan pekan lalu, Kamis (6/4), rupiah menguat 0,13% ke posisi Rp 14.912 per dolar AS.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah pada pekan depan bakal bergantung dengan data ekonomi dari luar negeri. Ada rilis data inflasi AS dan pembacaan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

"Apabila The Fed lebih dovish, sesuai harapan pasar, maka rupiah akan menguat," ucap Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (9/4). Inflasi yang lebih rendah juga akan menjadi faktor pendukung penguatan rupiah karena memunculkan harapan bahwa tren kenaikan suku bunga The Fed akan segera berakhir.


Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, data ekonomi AS menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, dengan sektor jasa berkembang pada tingkat yang lebih terukur di bulan Maret 2023 karena permintaan mendingin. Sementara lowongan pekerjaan AS turun ke level terendah dalam hampir dua tahun di bulan Februari 2023.

Baca Juga: Didukung Ekonomi Domestik yang Tangguh, Rupiah Diramal Cenderung Menguat Tahun Ini

Kekhawatiran terhadap resesi meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed dapat menghentikan kebijakan pengetatannya. Meskipun begitu, pasar masih menilai lebih dari 50% peluang bank sentral untuk mempertahankan suku bunganya ketika pertemuan bulan Mei mendatang.

Di lain sisi, kinerja impresif industri manufaktur Indonesia terus ditunjukkan dengan berada di level ekspansif selama 19 bulan berturut-turut. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2023 mencapai level 51,9, melonjak dari posisi bulan lalu sebesar 51,2 dan menjadi  level tertinggi sejak September 2022.

Hal tersebut diperkuat dari rilis S&P Global PMI yang menyatakan bahwa kuatnya laju permintaan dalam negeri di Indonesia terus menopang penguatan aktivitas manufaktur.

"Aktivitas perusahaan menunjukkan peningkatan signifikan dalam hasil produksi, pesanan baru, pembelian, serta perbaikan dari sisi ketenagakerjaan," ucap Ibrahim.

Baca Juga: Rupiah ke Bawah Rp 15.000 Per Dolar AS, Tren Penguatan Diproyeksi Bertahan Lama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), data realisasi inflasi Indonesia yang pada Maret 2023 tercatat sebesar 4,97% year on year (yoy). Realisasi tersebut lebih rendah dari Februari 2023 yang sebesar 5,47% yoy, tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2022 sebesar 2,64% yoy.

Ibrahim memprediksi, rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 14.890- Rp 14.950 per dolar AS pada Senin (10/4). Sementara Lukman memprediksi rupiah bakal menguat dalam kisaran Rp 14.850-Rp 15.050 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli