Pasar turun, waktunya borong reksadana?



JAKARTA. Krisis utang Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih menghantui pasar keuangan Indonesia. Dengan kondisi seperti ini, instrumen reksadana dapat menjadi pilihan bagi investor. Direktur PT Infovesta Utama Parto kawito menyarankan pada Oktober ini investor bisa memborong reksadana. Reksadana yang bisa menjadi pilihan menguntungkan salah satunya adalah reksadana saham. Jenis reksadana tersebut menjanjikan keuntungan yang tinggi. "Oktober marketnya pasti turun. Ini merupakan siklus tahunan di mana Oktober pasti marketnya turun. Ketika turun, harga menjadi murah. Nanti November dan Desember marketnya akan kembali naik," tutur dia, Jakarta, Kamis (13/10). Saat pasar kembali naik itulah, investor dapat meraup untung. President Director PT Indo Premier Securities Alpino Kianjaya mengatakan pasar modal masih akan bergejolak. Namun, dia menduga pasar modal tidak akan turun banyak. "Kalau turun, tidak akan turun banyak. Akhir tahun IHSG (indeks harga saham gabungan) bisa 3.800 sampai 4.000," tutud Alpino. Di sisi lain, Parto mengatakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 25 basis point menjadi 7,5% juga ikut mempengaruhi bisnis reksadana. Penurunan BI rate tersebut berpotensi ikut menurunkan suku bunga deposito. "Kalau deposito turun, reksadana menjadi instrumen yang lebih bagus karena imbal hasilnya yang lebih tinggi dan menarik," tutur dia. Parto memprediksi, dana kelolaan total reksadana masih akan naik hingga akhir tahun nanti. Hal tersebut ditopang dengan adanya penambahan pembelian (subscription) reksadana dari investor. Namun, subscription tersebut tidak akan terlalu banyak. "Likuiditas memang masih banyak, namun lama-lama akan habis juga. Saat ini investor sudah mulai kehabisan peluru," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: