JAKARTA. Sebanyak 80% dana kelolaan dari dana pensiun masyarakat masih ditaruh di pasar uang dan deposito. Padahal, dana pensiun bersifat jangka panjang dan akan optimal jika ditempatkan di instrumen pasar modal, pendapatan tetap, dan reksa dana. Nur Hasan Kurniawan, Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sekaligus Ketua Harian Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan mengatakan, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia yang rendah membuat mereka mengabaikan produk-produk investasi yang beragam. Mereka masih mengandalkan instrumen investasi tradisional, seperti tabungan dan properti. Hitung punya hitung, itu berarti, sekitar Rp 24 triliun dari total dana kelolaan industri DPLK yang mencapai Rp 28,8 triliun pada akhir tahun lalu diparkir di keranjang investasi, seperti pasar uang dan deposito. Sedangkan, sisanya tersebar di pasar modal, pendapatan tetap dan reksa dana.
Pasar uang dan deposito kuasai dana pensiun
JAKARTA. Sebanyak 80% dana kelolaan dari dana pensiun masyarakat masih ditaruh di pasar uang dan deposito. Padahal, dana pensiun bersifat jangka panjang dan akan optimal jika ditempatkan di instrumen pasar modal, pendapatan tetap, dan reksa dana. Nur Hasan Kurniawan, Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sekaligus Ketua Harian Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan mengatakan, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia yang rendah membuat mereka mengabaikan produk-produk investasi yang beragam. Mereka masih mengandalkan instrumen investasi tradisional, seperti tabungan dan properti. Hitung punya hitung, itu berarti, sekitar Rp 24 triliun dari total dana kelolaan industri DPLK yang mencapai Rp 28,8 triliun pada akhir tahun lalu diparkir di keranjang investasi, seperti pasar uang dan deposito. Sedangkan, sisanya tersebar di pasar modal, pendapatan tetap dan reksa dana.