Pasar volatil, saham-saham IPO masih layak diperhatikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2018 Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan ada 35 emiten baru yang melantai di bursa. Di tengah volatilitas pasar seperti saat ini, hingga kamis kemarin sudah ada 34 emiten baru yang tercatat di Bursa dan masih ada 16 emiten lainnya yang mengantre.

Andai 16 emiten yang ada di pipeline resmi mencatatkan diri di BEI, artinya akan ada 50 emiten yang mencatatkan diri sepanjang tahun 2018.

Analis Panin Sekuritas william Hartanto menilai, dengan kondisi pasar yang masih diwarnai dengan volatilitas tidak akan menganggu perusahaan yang akan melakukan IPO. Menurut dia, saat ini menjadi peluang yang bagus untuk perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO).


Saat ini fokus pelaku pasar memang sedang tertuju pada saham-saham yang melakukan IPO, biasanya setelah IPO saham akan mengalami kenaikan harga yang tinggi.

"Tetapi, pelaku pasar tetap perlu diyakinkan bahwa saham yang akan listing aman untuk dibeli," kata William, Minggu (2/9).

William menambahkan, sejumlah emiten yang masih menunda IPO diprediksi karena adanya fundamental perusahaan yang kurang bagus, bukan karena kondisi pasar yang sedang fluktuatif.

Senada dengan William, Nafan Adji Analis Binaartha Sekuritas menganggap, sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan Intial Public Offering (IPO), menurutnya emiten yang memiliki fundamental positif dan masih membutuhkan pendanaan dalam rangka ekspansi bisnis pasti akan terus diperhatikan oleh pelaku pasar, sehingga membuat aspresiasi tingkat pelaku pasar terhadap calon emiten tersebut akan meningkat.

Perusahaan yang saat ini masih mengantri di BEI berasal dari berbagai sektor diantaranya sektor properti,sektor pertambangan, sektor transportasi,sektor infrastruktur,sektor perdagangan, jasa dan Investasi,sektor industri barang konsumsi, serta sektor indutri dan kimia.

William Hartanto mengatakan, sektor yang paling menarik untuk dilirik oleh Investor adalah sektor dibidang pertambangan, perdagangan, Industri dan Kimia. Ia menilai sektor-sektor tersebut memiliki peluang yang sangat bagus dengan kenaikakan dolar seperti saat ini,lantaran nantinya sektor-sektor tersebut akan sangat diuntungkan dari pendapatan ekspor perusahaan.

Sementara Nafan Adji menilai yang paling menarik adalah sektor properti dan juga infrastruktur, ia meramalkan sektor properti akan terkena dampak positif ditahun ini karena adanya pelonggaran Loan to Value ( LTV) .

Nafan mengatakan IPO disektor properti nantinya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendapatkan minat masyarakat menengah kebawah dalam memperoleh bunga rendah.

Sedangkan untuk sektor infrastruktur Nafan melihat saat ini pemerintah tengah berkomitmen membangun infrastruktur dengan sumber material lokal lebih besar. Pemerintah berupaya meningkatkan komponen dalam negeri guna membuat mata uang rupiah menjadi stabil, sehingga ia percaya pendapatan sektor infrastruktur akan meningkat di tahun ini. 

"Saya rasa, emiten terkait juga mampu memproduksi peralatan kontruksi lokal dan kita tahu pembangunan infrastruktur masih terus dilanjutkan," kata Nafan (2/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia