KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan pasar obligasi dalam negeri yang terjadi beberapa bulan terakhir tidak serta merta mempengaruhi volume perdagangan instrumen surat utang. Buktinya, selepas Maret, volume perdagangan surat utang negara (SUN) seri acuan mencatatkan tren kenaikan. Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Maret 2018, volume perdagangan SUN seri acuan di pasar sekunder sebesar Rp 137,55 triliun. Angka ini kemudian meningkat 3,27% menjadi Rp 142,05 triliun pada April. Volume perdagangan SUN seri acuan kembali meningkat 9,8% menjadi Rp 155,98 triliun. Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, peningkatan volatilitas di pasar obligasi Indonesia mendorong kenaikan volume perdagangan SUN seri acuan seperti FR0063, FR0064, FR0065, dan FR0075.
Pasar volatil, volume transaksi SUN seri acuan meningkat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan pasar obligasi dalam negeri yang terjadi beberapa bulan terakhir tidak serta merta mempengaruhi volume perdagangan instrumen surat utang. Buktinya, selepas Maret, volume perdagangan surat utang negara (SUN) seri acuan mencatatkan tren kenaikan. Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Maret 2018, volume perdagangan SUN seri acuan di pasar sekunder sebesar Rp 137,55 triliun. Angka ini kemudian meningkat 3,27% menjadi Rp 142,05 triliun pada April. Volume perdagangan SUN seri acuan kembali meningkat 9,8% menjadi Rp 155,98 triliun. Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, peningkatan volatilitas di pasar obligasi Indonesia mendorong kenaikan volume perdagangan SUN seri acuan seperti FR0063, FR0064, FR0065, dan FR0075.