PLN akan lihat lagi RUPTL terkait nasib PLTU Kaltim 5



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana menilik kembali Rencana Usaha Penyediaan tenaga Listrik (RUPTL) demi menentukan nasib PLTU Kalimantan Timur (Kaltim) 5. Sebelumnya Indonesia Power dan PT Adaro Energy Tbk sepakat untuk tidak meneruskan proyek tersebut.

Vice President (VP) Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah bilang langkah ini perlu dilakukan untuk melihat langkah ke depannya. "Perlu juga dilihat kondisi kebutuhan energi dengan pertumbuhan ekonomi saat ini dan proyeksi tiga hingga lima tahun ke depan seperti apa," tambah Dwi, Minggu (28/4).

Dwi sendiri belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait adanya kemungkinan perubahan besaran investasi maupun jadwal produksi.


Sekedar informasi Awalnya, PLTU Mulut Tambang Kaltim-5 ini akan dibangun melalui joint venture dengan porsi Adaro Power 49% dan Indonesia Power sebesar 51%. Rencananya, proyek tersebut membutuhkan investasi sebesar US$ 400 juta.

Sementara mengenai kemungkinan PLN menggandeng pihak lain sebagai pengganti Adaro, Dwi memberikan tanggapan serupa.

PT Adaro Energy Tbk dan Indonesia Power menilai proyek PLTU Kaltim 5 dinilai tidak feasible (layak) untuk dikerjakan. Proyek ini semula ditargetkan berkapasitas 2 x 100 Megawatt (MW).

Asal tahu saja, Adaro sedang fokus menuntaskan dua PLTU. Yakni PLTU Tanjung Power di Tabalong, Kalimantan Selatan dan PLTU Batang di Jawa Tengah.

Mengutip laporan Kontan.co.id proyek PLTU Tanjung Power, saat ini progres Engineering, Procurement and Construction (EPC) tersebut sudah mencapai 99%, dan telah memasuki proses commissioning.

Sementara PLTU Batang sudah merampungkan proses EPC sekitar 70%. Untuk PLTU jumbo berkapasitas 2 x 1.000 MW dengan nilai investasi sebesar US$ 4,2 miliar ini ditargetkan bisa COD pada medio tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi