Pasca Alibaba, giliran Uber panaskan bursa AS 2015



TAHUN ini bursa saham di Amerika Serikat (AS) sukses membukukan pertumbuhan jumlah emiten dan nilai emisi. Renaissance Capital mencatat, bursa AS tahun ini kedatangan 275 emiten saham baru dengan total nilai emisi  mencapai sekitar US$ 85,2 miliar. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2000. Tahun depan, bursa saham AS berpeluang lebih ramai dengan pendatang baru. Salah satu IPO  yang akan menjadi buah bibir adalah IPO Uber.

Akhir pekan lalu, Jumat (12/12), pasar modal Amerika Serikat (AS) kedatangan emiten baru bernama Juno Therepeutics yang bergerak di bisnis jasa kesehatan. Dari aksi pencatatan saham tersebut, Juno merupakan emiten ke-275 yang menjual saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) di bursa AS pada tahun 2014.

Lewat penjualan 11 juta saham seharga US$ 24 per saham, Juno memperoleh dana segar US$ 264 juta. Aksi IPO Juno menambah total nilai emisi IPO di bursa saham AS tahun 2014 yang kini tercatat berjumlah US$ 85,2 miliar.


Alhasil, jumlah emiten peserta IPO berikut total nilai emisi yang dibukukan pada bursa saham AS tahun 2014 menjadi yang terbesar sejak tahun 2000. Kala itu, bursa AS kedatangan 406 emiten baru, senilai di atas US$ 120 miliar. Setelah itu, jumlah IPO dan nilai emisi di bursa AS merosot. 

Berdasarkan catatan Renaissance Capital, tren reli pertumbuhan jumlah IPO emiten beserta nilai emisi di bursa AS kembali merangkak naik terhitung sejak tahun 2011. Kala itu, tercatat 125 emiten baru berhasil menggaet dana segar sebesar US$ 36,3 miliar.

Setahun kemudian, tahun 2012, jumlah IPO naik menjadi 128 emiten senilai total US$ 42,7 miliar. Tahun 2013 jumlah emiten baru naik menjadi 222 perusahaan, dengan membukukan nilai emisi sebanyak US$ 54,9 miliar. 

Dan tren kenaikan itu berlanjut tahun ini. Salah satu pendorong ramainya IPO adalah masuknya perusahaan e-commerce ke Wall Street. Yang paling fenomenal, adalah IPO perusahaan e-commerce asal China, Alibaba Group Holding Ltd senilai US$ 25 miliar. Nilai emisi tersebut sekaligus menjadi rekor baru dalam sejarah IPO di bursa AS. Prospek bisnis e-commerce Alibaba, menjadi magnet bagi investor pasar modal.

Ya, IPO Alibaba merupakan satu dari sederet aksi IPO yang memeriahkan bursa AS tahun ini. Aksi lainnya adalah IPO real estate investment trust (REIT) Paramount Group Inc senilai US$ 2,3 miliar. Ini adalah IPO REIT terbesar sepanjang sejarah di AS.

Keberhasilan Paramount tidak terlepas dari minat investor terhadap investasi di sektor properti yang tengah membuncah. Berdasarkan catatan CNBC, indeks REIT Bloomberg sejak awal tahun hingga November 2014 sudah tumbuh 20%, mendekati level tertinggi pada tahun 2007.

Nah, tahun 2015, prospek IPO di bursa AS bisa naik dari tahun  ini. Sejumlah nama perusahaan besar sudah berancang-ancang menjadi calon emiten di bursa saham AS. Misalnya IPO Uber Inc dan Airbnb.

Uber merupakan penyedia aplikasi yang mempertemukan pengemudi dan calon penumpang di situs internet. Sederhananya, penumpang bisa memesan kendaraan yang ditawarkan pengemudi dan pemilik kendaraan yang menyewakan mobilnya.

Investorplace.com pada awal bulan ini memberitakan, valuasi Uber kini bernilai US$ 40 miliar. Banyak pihak menduga, valuasi Uber akan terkerek ke US$ 100 miliar menjelang IPO nanti. Demikian juga dengan Airbnb, perusahaan penyedia aplikasi yang mempertemukan pemilik dan penyewa kamar dan rumah atau apartemen. Valuasi Airbnb saat ini US$ 10 miliar, dengan target IPO senilai US$ 450 juta.

Selain perusahaan aplikasi, tahun 2015 akan diramaikan  IPO perusahaan jasa kesehatan. Renaissance mencatat, hampir 43% emiten kesehatan yang IPO tahun ini, memberikan diskon menggiurkan atas harga saham perdananya, sehingga menguntungkan dan menarik minat investor.

Editor: Yudho Winarto