JAKARTA. PT Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC) akan memperbaiki kinerja keuangan untuk tahun 2015, setelah perusahaan mengalami kerugian pada tahun lalu. Eko Rachmansyah Gindo, Direktur Utama Bank Victoria menargetkan, perusahaan akan mencatat pertumbuhan laba sebesar 60% pada tahun ini, dengan strategi menjaga tingkat suku bunga deposito. "Kami mencatat penurunan laba 30% pada tahun lalu, karena ada kenaikan biaya dana," kata Eko, Rabu (4/2).
Eko bilang, strategi lainnya untuk meningkatkan laba adalah memperbesar pertumbuhan kredit menjadi sebesar 15% tahun ini, dari pertumbuhan 12% pada Desember 2014. Segmen kredit akan mengalir ke sektor pengolahan, konstruksi, jasa dan properti. Sedangkan, untuk bunga kredit belum ada rencana kenaikan, selama tidak ada perubahan pada bunga deposito. "Selama 3 bulan - 6 bulan terakhir bunga simpanan dan pinjaman belum ada pergerakan," tambahnya. Kemudian dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 7% pada tahun ini, atau lebih rendah dari realisasi pertumbuhan 15% pada tahun 2014. Menurutnya, pertumbuhan DPK yang rendah agar bank tidak terlalu besar membayar bunga simpanan, sehingga tidak terjadi pembekakan pada biaya dana atau cost of fund. Terlebih, kondisi likuiditas bank sudah cukup tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio sebesar 73% pada akhir tahun lalu.
Lanjutnya, dari sisi pertumbuhan dana, perusahaan membidik dana murah tumbuh lebih tinggi dibandingkan dana mahal. Misalnya, tabungan tumbuh 30%, dan deposito tumbuh 5% pada tahun lalu. Kemudian, perusahaan akan menyasar deposan yang menempatkan dana dengan tenor jangka panjang, seperti 3 bulan - 6 bulan, karena fenomena deposan menempatkan dana pada tenor 1 bulan. Informasi saja, Bank Victoria membukukan laba sekitar Rp 190,30 miliar per Desember 2014, atau turun 30% dibandingkan posisi Rp 271,86 miliar per Desember 2013. Sedangkan, kredit tumbuh 12% atau menjadi Rp 11,70 triliun per Desember 2014, dibandingkan Rp 10,44 triliun per Desember 2013. Kemudian, DPK tumbuh 15% menjadi Rp 16,23 triliun per Desember 2014, dibandingkan Rp 14,11 triliun per Desember 2013. Dengan proyeksi pertumbuhan kredit 15% maka pinjaman yang mengalir mencapai sekitar Rp 17,36 triliun pada Desember 2015, serta proyeksi pertumbuhan DPK 7%, maka simpanan yang akan dihimpun menjadi Rp 17,36 triliun per Desember 2015. "Kami juga akan mengembangkan bancassurance untuk pengembangan produk," ucap Eko. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan