JAKARTA. Gedung Sarinah tetap dibuka untuk umum setelah peristiwa ledakan bom di Jalan MH Thamrin, kemarin. Namun, akses untuk masuk ke dalam Sarinah saat ini masih dibatasi. Meski tetap dibuka, tidak semua tenant di Sarinah ikut buka. Namun PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemilik gerai restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC), memastikan sudah melayani masyarakat sejak pagi hari ini, Jumat (15/1). Direktur FAST Justinus Dalimin Juwono mengungkapkan, efek dari serangan bom tersebut tidak signifikan terhadap bisnis perseroan. Hal ini lantaran, setelah terjadinya peristiwa peledakan bom pada Kamis (14/1) kemarin, KFC melakukan penutupan gerai sampai tadi malam. Namun pada pagi hari ini, KFC sudah melayani kebutuhan masyarakat akan sajian cepat saji. “Kemarin mulai tengah hari memang tutup dikarenakan harus disterilkan. Namun hari ini sudah beroperasi seperti biasanya dan bahkan mendapat kunjungan tak terduga dari Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Justinus kepada KONTAN, Jumat (15/1). Menurutnya, gerai KFC di Sarinah yang sudah beroperasi satu hari setelah insiden peledakan bom merupakan wujud nyata para pelaku usaha untuk terus mendukung pemerintah dalam menjalankan roda ekonomi nasional. Selain itu, para karyawan KFC Sarinah pun tidak keberatan tokonya beroperasi seperti biasa. Justinus menambahkan, tidak ada efek yang signifikan baik dari segi berkurangnya jumlah pengunjung, pendapatan maupun penjualan KFC pada Kamis kemarin dan juga hari ini. Meski demikian, KFC tetap melakukan antisipasi berupa meningkatkan kewaspadaan. Hal ini melibatkan seluruh karyawan KFC di seluruh gerai yang tersebar. “Kami berkomitmen bahwa dari pelaku usaha harus mendukung pemerintah untuk mempercepat proses bangkitnya pertumbuhan ekonomi dan tidak merasa takut. Jadi kami terus mendukung pemerintah dengan bekerja secara nyata karena kami tetap harus mendapatkan omzet untuk keberlangsungan usaha,” ucap Justinus. Perseroan pun tetap menargetkan pertumbuhan pendapatan dan juga kenaikan penjualan masing-masing di level 10% sepanjang 2016 ini. Sementara untuk target laba, Justinus mengaku perseroan masih menghitung lantaran terdapat beberapa pengaruh dari kenaikan harga bahan baku yang dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah. “Tapi kami optimis, tahun 2016 ini iklim bisnis harusnya lebih baik,” ujar Justinus.
Pasca bom, KFC targetkan pendapatan naik 10%
JAKARTA. Gedung Sarinah tetap dibuka untuk umum setelah peristiwa ledakan bom di Jalan MH Thamrin, kemarin. Namun, akses untuk masuk ke dalam Sarinah saat ini masih dibatasi. Meski tetap dibuka, tidak semua tenant di Sarinah ikut buka. Namun PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemilik gerai restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC), memastikan sudah melayani masyarakat sejak pagi hari ini, Jumat (15/1). Direktur FAST Justinus Dalimin Juwono mengungkapkan, efek dari serangan bom tersebut tidak signifikan terhadap bisnis perseroan. Hal ini lantaran, setelah terjadinya peristiwa peledakan bom pada Kamis (14/1) kemarin, KFC melakukan penutupan gerai sampai tadi malam. Namun pada pagi hari ini, KFC sudah melayani kebutuhan masyarakat akan sajian cepat saji. “Kemarin mulai tengah hari memang tutup dikarenakan harus disterilkan. Namun hari ini sudah beroperasi seperti biasanya dan bahkan mendapat kunjungan tak terduga dari Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Justinus kepada KONTAN, Jumat (15/1). Menurutnya, gerai KFC di Sarinah yang sudah beroperasi satu hari setelah insiden peledakan bom merupakan wujud nyata para pelaku usaha untuk terus mendukung pemerintah dalam menjalankan roda ekonomi nasional. Selain itu, para karyawan KFC Sarinah pun tidak keberatan tokonya beroperasi seperti biasa. Justinus menambahkan, tidak ada efek yang signifikan baik dari segi berkurangnya jumlah pengunjung, pendapatan maupun penjualan KFC pada Kamis kemarin dan juga hari ini. Meski demikian, KFC tetap melakukan antisipasi berupa meningkatkan kewaspadaan. Hal ini melibatkan seluruh karyawan KFC di seluruh gerai yang tersebar. “Kami berkomitmen bahwa dari pelaku usaha harus mendukung pemerintah untuk mempercepat proses bangkitnya pertumbuhan ekonomi dan tidak merasa takut. Jadi kami terus mendukung pemerintah dengan bekerja secara nyata karena kami tetap harus mendapatkan omzet untuk keberlangsungan usaha,” ucap Justinus. Perseroan pun tetap menargetkan pertumbuhan pendapatan dan juga kenaikan penjualan masing-masing di level 10% sepanjang 2016 ini. Sementara untuk target laba, Justinus mengaku perseroan masih menghitung lantaran terdapat beberapa pengaruh dari kenaikan harga bahan baku yang dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah. “Tapi kami optimis, tahun 2016 ini iklim bisnis harusnya lebih baik,” ujar Justinus.