Pasca-Dibatasi, Begini Penjualan Daging Hewan Ekstrem di Pasar Beriman Tomohon



KONTAN.CO.ID-TOMOHON. Pasar Beriman Tomohon mungkin terdengar agak asing di telinga orang-orang. Kalau pasar ekstrem Tomohon, dijamin orang akan langsung tahu bahwa pasar itu menjual daging-daging hewan yang tidak biasa.  

Alkisah, sejak mulai beroperasi di 2007 nama resmi pasar ini adalah Pasar Beriman. Namun,  pengujung atau wisatawan domestik maupun internasional secara khusus  menyematkannya sebagai pasar ekstrem. Katanya sih karena mereka melihat hewan seperti anjing dan kucing dijagal secara keji di sana. 

Selain itu, Pasar Beriman juga menjual berbagai macam hewan lainnya, mulai dari ular sawah, kelelawar, hingga tikus. 


Bagi warga setempat, memakan daging selain sapi, ayam, atau babi adalah hal yang biasa. Dalam suatu jurnal berjudul, “Persepsi Masyarakat Minahasa Tentang Pasar “extreme” Tomohon” istilah ekstrem hanyalah berlaku bagi orang luar Minahasa.

Memakan daging hewan yang dijual di pasar itu merupakan tradisi turun temurun masyarakat  yang bahkan diperbolehkan oleh agama orang Minahasa. Bagi mereka, memakan hewan ‘esktrem’ sebagai simbol mempererat kekerabatan. 

Baca Juga: Mimpi Mewujudkan Desa Rasa Kota Lewat Pemerataan Internet di Wilayah 3T

Dari luar Pasar Beriman sama seperti pasar tradisional pada umumnya, menjual kebutuhan rumah tangga sehari-hari, sayuran, buah-buahan, hingga pakaian. Namun menjadi berbeda ketika masuk lebih jauh ke dalam hingga memasuki tempat jual daging.

Dalam jarak beberapa meter saja, bau anyir khas daging sudah tercium. Deretan lapak dengan meja kayu dan lapak meja keramik berisi berbagai macam daging. 

Di bagian depan, beberapa deretan menjual daging babi, lalu sedikit masuk lagi, pengunjung akan langsung menemukan daging Batman alias kelelawar yang sudah dikeringkan dan dipotong sayapnya. Jika melongok lebih ke dalam, ular sawah besar tanpa kepala akan terlihat digantung dengan cangkolan besi. 

Hingga kini, Pasar Beriman Tomohon juga masih menjual daging anjing dibanderol Rp 60.000 per kilogram. Hanya saja setelah mendapatkan protes keras dari berbagai kalangan, proses penjagalan tidak lagi dilakukan di pasar, tetapi di tempat lain. 

Adapun untuk daging kucing katanya sih sudah tidak lagi dijual. Dan benar, saat KONTAN berkunjung ke sana, tidak ada satupun yang menjual daging ‘meong’. 

Maklum, penjualan daging ekstrem di Pasar Beriman sudah dibatasi. Hal ini ditandai dengan plang himbauan di pasar yang bertuliskan, “..anjing dan kucing dan semua produk turunannya yang tidak memiliki surat keterangan kesehatan hewan dilarang untuk diperjualbelikan di area Pasar Beriman Kota Tomohon” 

Imbauan itu berdasarkan Perda Kota Tomohon Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Rabies. Diperkuat dengan Instruksi Walikota Tomohon Nomor 108 Tahun 2023 tentang Peningkatan Pengawasan Pengendalian dan Penanggulangan Terhadap Peredaran dan Perdagangan Hewan Penular Rabies (HPR) di Kota Tomohon. 

Di hari KONTAN berkunjung pada Selasa (27/8) agak siang, jumlah penjual daging tidak terlalu banyak. Kata Ronald, salah satu penjual daging mengatakan, permintaan sedang turun karena baru dua hari lalu tepatnya Minggu (25/8) masyarakat melaksanakan Ibadah Perayaan Pengucapan Syukur. 

Perayaan pengucapan syukur adalah kebudayaan khas orang Minahasa untuk memperat tali persaudaraan dengan perjamuan besar di masa panen raya. Alhasil, penjualan daging sudah meningkat signifikan jelang perayaan hingga hari raya berlangsung. 

“Sekarang ini orang masih kenyang makan daging saat Pengucapan Syukur, jadi (pembeli daging) masih sepi,” kata Ronald kepada KONTAN di Pasar Beriman Tomohon, Selasa (27/8/2024). 

Selain perayaan pengucapan, momen-momen lain yang akan meningkatkan penjualan di pasar ialah ketika paskah dan natal. 

Daging hewan ‘ekstrem’ lain yang KONTAN temui di Pasar Beriman ialah kelelawar. Dijual sudah dalam keadaan dibakar, badan dan sayap kelelawar sudah dipisahkan. Satu ekor (badan berikut kedua sayapnya) dijual Rp 35.000. 

Baca Juga: Ini Realisasi Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi yang Digelar BAKTI Kominfo

Lainnya, yang cukup menyita perhatian ialah penjual daging ular sawah. Berat satu ular, kata penjualnya, 10 kilogram dan dijual Rp 50.000 per kilogram. Hingga setengah hari, sudah satu ekor ular terjual. Nah, masih ada sisa satu ekor lagi belum menemukan pembelinya. 

“Nanti kalau tidak habis, ya bisa dimasukkan ke dalam kulkas di freezer. Tetapi tidak bisa bertahan lama,” ujar penjual ketika KONTAN tanyakan. 

Soal permintaan daging ular, dia tidak bisa menjawab pasti, katanya tergantung permintaan saja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat