KONTAN.CO.ID - DUBAI. Investor global Pangeran Alwaleed bin Talal mencatatkan kenaikan nilai kekayaannya sebesar US$ 1 miliar. Kenaikan ini terjadi sejak otoritas Arab Saudi membebaskannya dari penahanan pada Sabtu (27/1). Saham Kingdom Holding -perusahaan Alwaleed yang memiliki saham di Apple, Twitter, dan Citigroup anjlok sejak Alwaleed ditahan selama hampir tiga bulan dalam sebuah tindakan keras terhadap pemberantasam korupsi. Alwaleed ditangkap pada November bersama puluhan bangsawan lainnya, pejabat pemerintah dan pengusaha terkemuka. Kemudian dia ditahan di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh.
Pasca pembebasannya, saham Kingdom Holding naik hampir 2,5% pada Senin (29/1). Informasi saja, pasar saham Saudi ditutup pada hari Jumat dan Sabtu. Alwaleed memiliki 95% saham Kingdom Holding. Ini berarti, nilai sahamnya meningkat lebih dari US$ 1 miliar dalam dua hari terakhir. Saham tersebut telah pulih kembali dari semua kerugian yang terjadi sesaat setelah penahanannya. Tapi masih belum jelas apakah sang pangeran miliarder akan tetap mengelola kekayaannya secara utuh, karena persyaratan pembebasannya belum diumumkan ke publik. Sejumlah pihak lain yang juga ditahan dalam gerakan anti-korupsi dibebaskan setelah mereka mencapai kesepakatan dengan pihak berwenang Saudi, yang meminta mereka menyerahkan sejumlah uang tunai dan aset lainnya. Kingdom Holding belum mau berkomentar mengenai hal ini. Beberapa jam sebelum dibebaskan, Alwaleed mengatakan kepada
Reuters bahwa "tidak ada tuduhan yang terbukti" atas dirinya dan dia tidak memiliki rencana untuk meninggalkan negara kerajaan tersebut. Alwaleed juga mengatakan, dia berharap untuk mempertahankan kepemilikannya atas Kingdom Holding. "Jika kepemilikan tetap tidak berubah, posisi saham kemungkinan akan pulih mengingat bisnis yang mendasari perusahaan akan tetap seperti itu dan manajemen akan kembali seperti biasa," kata Mazen Al Sudairi, kepala penelitian di Al Rajhi Capital di Riyadh. "Bahkan jika kepemilikan berpindah tangan ke pemerintah, perusahaan akan dikelola dengan cukup baik untuk memastikan bahwa harga saham kembali ke nilai wajarnya," tambahnya.
Untuk meyakinkan investor asing agar tidak terpengaruh oleh penangkapan massal tersebut, pemerintah Saudi sedang mempersiapkan roadshow internasional mulai bulan Februari untuk menjelaskan episode tersebut. Pemerintah ingin investor asing berkomitmen mendukung transformasi ekonomi negara tersebut. Alwaleed, yang nilai kekayaannya ditaksir mencapai US$ 17 miliar, telah mengembangkan Kingdom Holding menjadi sebuah pembangkit tenaga listrik global. Perusahaan ini mengelola aset senilai US$ 12,5 miliar. Sang pangeran memulai bisnisnya pada tahun 1979, melakukan investasi di real estat dan konstruksi Saudi. Tapi dia dengan cepat beralih ke perbankan. Alwaleed berhasil menarik perhatian Wall Street dengan menjadi salah satu pemegang saham utama Citi pada tahun 1991. Kemudian, ketika krisis keuangan global menyebabkan saham bank merosot, dia meningkatkan kepemilikannya sebagai bentuk kepercayaan. Hal ini sudah terbayar lunas.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie