Pasca IPO, Multikarya Asia Pasifik Raya (MKAP) Target Pendapatan Naik Hingga 70%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca IPO PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP) menargetkan pertumbuhan pendapatan 60% hingga 70% pada tahun 2024 ini.

Direktur Utama Multikarya Asia Pasifik Raya, Eric Handoko mengatakan perseroan telah menargetkan pertumbuhan kinerja hingga 70% dibandingkan pendapatan pada tahun 2023.

"Di tahun 2004 ini, target growth-nya, mungkin akan ada kenaikan sekitar 60%-70%," kata Eric saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (12/2).


Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Harga Saham Multikarya Asia Pasifik Raya (MKAP) Naik 34,78%

Dengan menjadi perusahaan tercatat, maka tidak langsung perseroan akan dapat meningkatkan fungsi Good Corporate Governence (GCG) sehingga meningkatkan profesionalisme dan transparansi manajemen.

“Kinerja perusahaan sejauh ini sudah berjalan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif, dana hasil IPO akan digunakan untuk perseroan,” kata Eric dalam perdagangan perdana, Senin (12/2).

Lebih lanjut Eric mengatakan, setelah penawaran umum, perseroan akan memperoleh dana IPO yang akan digunakan untuk modal kerja seperti biaya operasional, pembayaran kepada pemasok, perbaikan alat berat (mesin, pompa, dan transmisi) untuk menunjang pendanaan proyek yang berjalan untuk mengurangi biaya pendanaan perbankan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perseroan.

Baca Juga: Periode IPO Saham MKAP, LIVE, dan MEJA Akan Berakhir Selasa (6/2)

MKAP resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (12/2). MKAP mematok harga penawaran di Rp 115 per saham. Harga ini hampir menyentuh batas atas harga penawaran awal alias book building di rentang Rp 105 sampai dengan Rp 120 per saham.

Sekadar mengingatkan, MKAP telah melepas sebanyak-banyaknya 650 juta saham atau 20,00% dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Alhasil, MKAP membidik dana maksimal Rp 74,75 miliar dari aksi korporasi tersebut.

Seluruh dana yang diperoleh MKAP dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk modal kerja, yang antara lain namun tidak terbatas digunakan untuk biaya operasional, pembayaran kepada pemasok, perbaikan alat-alat berat yang dimiliki seperti mesin, pompa, dan transmisi.

Asal tahu saja, MKAP adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, jasa perdagangan, penyewaan, perbaikan, suku cadang pompa industri migas & pertambangan.

Baca Juga: Multikarya Asia Pasifik Raya (MKAP) Patok Harga IPO di Rp 115 Per Saham

Sejak tahun 2018 hingga saat ini, MKAP berhasil memperoleh kontrak penyediaan produk atau jasa untuk proyek migas berbagai perusahaan terkemuka, seperti PT Pertamina EP, Chevron, Freeport McMoran, Grasberg, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Sejalan dengan ekspansi bisnis dan kebutuhan hulu migas di Indonesia, MKAP mampu memperoleh hak keagenan baru Pumpworks 610 (2020) dan brand WEG (2023).

MKAP Juga memiliki beberapa workshop yang terletak di Jakarta, Sumatra Selatan, dan Jawa Barat. Workshop MKAP yang berada di Lembak, Sumatra Selatan, yang mampu mendukung besar populasi mesin gas/genset untuk area Sumatra dengan lebih dari 40 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli