Pasca kematian Slym, risiko utang Tata Motors naik



MUMBAI. Kematian Direktur Pelaksana Tata Motors Ltd, Karl Slym, ikut memburamkan prospek perusahaan yang berbasis di India ini. Risiko obligasi Tata Motors mendaki paling cepat, sejak lebih dari setahun terakhir.

Premi asuransi atau credit default swap (CDS) Tata Motors yang bertenor lima tahun meningkat 55 basis poin (bps) menjadi 495, pada akhir Januari lalu. Ini adalah kenaikan bulanan tertinggi sejak Oktober 2012, berdasarkan data CMA. Bandingkan dengan angka CDS Ford Motors Co di periode sama, yang hanya naik 2 bps menjadi 117.

Bergabung dengan Tata Motors sejak tahun 2012 untuk mendongkrak penjualan Nano sebagai mobil termurah di dunia, Karl Slym diduga tewas akibat bunuh diri saat menjalani tugasnya di Thailand, pekan lalu. Slym ditemukan tewas setelah terjatuh dari kamar hotel di Bangkok. Dia menginap bersama istrinya di lantai 22 hotel Shangri-La. Karyawan hotel menemukan jasad Slym di lantai 4 hotel tersebut (Harian KONTAN, 28 Januari 2014).


Kematian Slym bisa merusak rencana Tata Motors mendongkrak penjualan domestik yang sudah menyusut 37% dalam sembilan bulan terakhir. Secara umum, kepercayaan investor terhadap prospek industri otomotif India mulai lesu.

Asosiasi Produsen Mobil India memperkirakan, penjualan industri otomotif mencatatkan penurunan tahunan pertama selama lebih dari satu dekade. Pemicunya antara lain, meningkatnya suku bunga dan kemerosotan perekonomian. "Slym mencoba mengembalikan bisnis domestik Tata Motors, terutama di segmen mobil penumpang," ujar Juergen Maier, manajer investasi Raiffeisen Capital Management, yang mengelola aset di emerging market US$ 1,1 miliar.

Selama sembilan bulan yang berakhir 31 Maret 2013, pengiriman Nano anjlok 72%. Permintaan mobil lesu setelah ekonomi terbesar ketiga di Asia ini hanya tumbuh 4,5% tahun lalu. Ini pertumbuhan paling lambat dalam satu dekade terakhir.

Adapun total penjualan Jaguar Land Rover secara global naik 19% tahun lalu menuju rekor 425.006 unit. Pendorongnya, permintaan China dan negara Asia Pasifik lain. Jaguar Land Rover menyumbang 72% dari pendapatan grup dan 88% dari laba usaha untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2013.

Editor: Sandy Baskoro