KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor dollar Amerika Serikat (AS) anjlok terhadap mata uang yen. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat mengurangi dan menghapus tarif 40% pada sektor otomotif AS yang diimpor ke China. Mengutip data Bloomberg, pasangan USD/JPY melemah 0,78% ke level 112,77 pukul 18.00 WIB. Analis memperkirakan penurunan ini masih akan berlanjut hingga esok. Menurut Andri Hardianto, analis Asia Trade Point Futures, dollar harus melemah karena gencatan senjata Amerika Serikat dan China. Karena kesepakatan AS dan China untuk menunda penerapan tarif impor tambahan hingga Januari 2019 bisa memberikan sentimen negatif pada dollar AS. “Yield US Treasury tercatat turun capai level terendah sejak pertengahan September. Dollar pun kehilangan pamor,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12). Andri mengatakan melemahnya dollar AS akibat pernyataan dovish Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Diakui Andri, pernyataan Powell mengenai The Fed yang tidak lagi agresif dalam menaikkan suku bunga membuat performa mata uang dollar pun harus turun. Sehingga ia merasa wajar untuk pasar tidak melirik untuk mengkoleksi dollar.
Pasca kesepakatan Trump dan Xi Jinping, dollar AS melemah terhadap yen Jepang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor dollar Amerika Serikat (AS) anjlok terhadap mata uang yen. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat mengurangi dan menghapus tarif 40% pada sektor otomotif AS yang diimpor ke China. Mengutip data Bloomberg, pasangan USD/JPY melemah 0,78% ke level 112,77 pukul 18.00 WIB. Analis memperkirakan penurunan ini masih akan berlanjut hingga esok. Menurut Andri Hardianto, analis Asia Trade Point Futures, dollar harus melemah karena gencatan senjata Amerika Serikat dan China. Karena kesepakatan AS dan China untuk menunda penerapan tarif impor tambahan hingga Januari 2019 bisa memberikan sentimen negatif pada dollar AS. “Yield US Treasury tercatat turun capai level terendah sejak pertengahan September. Dollar pun kehilangan pamor,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12). Andri mengatakan melemahnya dollar AS akibat pernyataan dovish Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Diakui Andri, pernyataan Powell mengenai The Fed yang tidak lagi agresif dalam menaikkan suku bunga membuat performa mata uang dollar pun harus turun. Sehingga ia merasa wajar untuk pasar tidak melirik untuk mengkoleksi dollar.