KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis setelah peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai relaksasi loan to value (LTV) keluar pada 1 Agustus 2018 nanti, akan ada peningkatan pertumbuhan KPR perbankan. "Saya yakin permintaan kredit KPR pada 2018 ini akan naik kembali," kata Filianingsih Hendarta, Asisten Gubernur Kelapa Departemen Kebijakan Makroprudensial BI dalam acara Infobank Mortgage Forum, Kamis (12/7). Optimisme BI ini seiring dengan beberapa data penunjang. Pertama, jika dibandingkan negara lain, rasio KPR terhadap PDB Indonesia masih relatif rendah. Indonesia mempunyai rasio KPR terhadap PDB baru 2,9% atau lebih rendah dari tetangga dekat Filiphina 3,8%. Bahkan rasio Indonesia ini lebih rendah dari Thailand yang sudah 22%, Jepang 33% dan Malaysia 38%. Sedangkan rasio KPR terhadap PDB di Singapura mencapai 44%. Kedua, optimisme ini juga melihat sejarah penerapan implementasi LTV sebelumnya. Seperti diketahui, BI sudah empat kali menerapkan rasio ketentuan LTV sejak 2012. Empat kali penerapan LTV ini adalah pada 2012, 2013, 2015 dan 2016. Setelah penerapan LTV 2016 lalu, pertumbuhan KPR pada Mei 2018 mengalami kenaikan menjadi 12,75% atau di atas pertumbuhan kredit industri 10,26%. Berdasarakan tipe KPR, jenis flat apartemen dan rumah tapak tipe 22-70 dan lebih dari 70 menjadi tipe KPR dengan pertumbuhan tertinggi. Indikator ketiga, melihat dari kinerja 10 developer dari sisi presales yang terus mengalami kenaikan. Selain itu, dari sisi sisi unit penjualan perusahaan pengembang ini juga mengalami kenaikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasca LTV, BI optimistis permintaan kredit KPR tahun ini akan naik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis setelah peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai relaksasi loan to value (LTV) keluar pada 1 Agustus 2018 nanti, akan ada peningkatan pertumbuhan KPR perbankan. "Saya yakin permintaan kredit KPR pada 2018 ini akan naik kembali," kata Filianingsih Hendarta, Asisten Gubernur Kelapa Departemen Kebijakan Makroprudensial BI dalam acara Infobank Mortgage Forum, Kamis (12/7). Optimisme BI ini seiring dengan beberapa data penunjang. Pertama, jika dibandingkan negara lain, rasio KPR terhadap PDB Indonesia masih relatif rendah. Indonesia mempunyai rasio KPR terhadap PDB baru 2,9% atau lebih rendah dari tetangga dekat Filiphina 3,8%. Bahkan rasio Indonesia ini lebih rendah dari Thailand yang sudah 22%, Jepang 33% dan Malaysia 38%. Sedangkan rasio KPR terhadap PDB di Singapura mencapai 44%. Kedua, optimisme ini juga melihat sejarah penerapan implementasi LTV sebelumnya. Seperti diketahui, BI sudah empat kali menerapkan rasio ketentuan LTV sejak 2012. Empat kali penerapan LTV ini adalah pada 2012, 2013, 2015 dan 2016. Setelah penerapan LTV 2016 lalu, pertumbuhan KPR pada Mei 2018 mengalami kenaikan menjadi 12,75% atau di atas pertumbuhan kredit industri 10,26%. Berdasarakan tipe KPR, jenis flat apartemen dan rumah tapak tipe 22-70 dan lebih dari 70 menjadi tipe KPR dengan pertumbuhan tertinggi. Indikator ketiga, melihat dari kinerja 10 developer dari sisi presales yang terus mengalami kenaikan. Selain itu, dari sisi sisi unit penjualan perusahaan pengembang ini juga mengalami kenaikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News