Pasca merugi, BIKA mengejar penjualan



JAKARTA. Pengembang properti PT Binakarya Jaya Abadi Tbk berharap bisa menyusun rencana bisnis lebih baik  di semester II-2016 sampai akhir tahun ini. 

Maklum, pada kuartal I-2016, emiten berkode saham BIKA tersebut menorehkan kerugian Rp 51 miliar.

Raymond Hartono, Corporate Secretary PT Binakarya Jaya Abadi Tbk menjelaskan, kerugian karena ada penyesuaian penghitungan dalam laporan keuangan.


"Kami baru di bursa. Dan mesti melakukan penyesuaian dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan, sehingga mempengaruhi beban operasional kami," kata Raymond, Selasa (28/6)

Berbeda dengan kinerja kuartal I-2015 lalu, dimana Binakarya Jaya Abadi menorehkan laba Rp 50 miliar. Merujuk laporan keuangan BIKA, kerugian tahun ini tak lepas dari turunnya pendapatan BIKA yang terjadi di kuartal I-2016. Pada periode tersebut, pendapatan BIKA turun 42% menjadi Rp 173 miliar ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya Rp 299 miliar. 

Adapun proyek yang dikerjakan BIKA tahun ini antara lain; pembangunan rumah tapak di Desa Cijengkol, Kecamatan Setu, Bekasi seluas 24 hektare (ha). 

Rencananya proyek akan diluncurkan di semester II-2016 nanti. Selain itu, BIKA akan menyelesaikan proyek Swiss-Bel Hotel Arjuna di Legian Bali dengan target beroperasi tahun 2017. 

Untuk proyek rumah Cijengkol, BIKA membidik marketing sales Rp 1 triliun. Adapun proyek Swiss-Bell dengan konsep kondotel ditargetkan menuai pendapatan Rp 300 miliar. 

Untuk kedua proyek tersebut, BIKA mengalokasikan belanja modal Rp 470 miliar yang diharapkan berasal dari pemegang saham dan perbankan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan