KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pagebluk Covid-19, industri bioskop di tanah air mulai bergairah dan bangkit. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan okupansi jumlah penonton. Kendati perlahan mulai membaik, okupansi jumlah penonton bioskop masih belum sebaik sebelum pandemi. Filmindonesia.or.id mencatat, sepanjang tahun 2022, jumlah penonton untuk film nasional yang rilis di tahun tersebut adalah sebanyak 56,9 juta. Hal ini tentu berkat upaya dan kerja keras dari seluruh
stakeholders di industri perfilman. Kondisi bioskop pun mulai bangkit kembali. Namun, dunia perfilman di Tanah Air pada kuartal pertama 2023 terpantau masih lesu penonton. Hingga memasuki akhir Maret, menurut data filmindonesia.or.id, hanya ada satu film Indonesia yang berhasil meraih lebih dari satu juta penonton sepanjang awal 2023 ini. Film tersebut adalah Waktu Maghrib yang disutradarai Sidharta Tata dengan perolehan penonton sebanyak 2.330.006.
Baca Juga: Gairah Ekspansi Industri Bioskop Kembali Meningkat Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan, sebelum pandemi jumlah penonton bioskop bagus. Masuk di masa pandemi jumlah penonton anjlok. Setelahnya, pasca pandemi jumlah penonton bioskop naik hanya saja kenaikannya terbatas berkisar 10% dari sebelum pandemi. Djonny menuturkan, seiring waktu berjalan terus menerus ada kenaikan kapasitas dari 50% ke 70%. Rata-rata tingkat keterisian bioskop telah meningkat dari semula hanya berkisar 10%-15% saja dari total kapasitas di awal pandemi menjadi sekitar 25%-30% di 2022. Menurutnya, industri bioskop mengandalkan momentum libur lebaran dan tahun baru. Untuk libur sekolah, tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kenaikan okupansi jumlah penonton. "Sebab, masyarakat lebih memilih untuk membelikan baju sekolah atau perlengkapan sekolah untuk tahun ajaran baru dibandingkan untuk menonton bioskop. Jadi, mengandalkan libur lebaran," kata Djonny saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (3/7). Mengutip laporan Kontan.co.id, ada tiga perusahaan yang berencana terjun ke industri ini dan membangun bioskop. Pemain lama juga seakan tidak mau ketinggalan. Menurut Djonny, pemain-pemain lama juga berniat melakukan ekspansi penambahan layar ataupun bioskop. Rencana tersebut terutama dijumpai pada pemain-pemain bisnis bioskop independen yang tidak tergabung dalam jaringan bioskop the big three alias Cinema XXI, CGV Indonesia (PT Graha Layar Prima Tbk), dan Cinepolis Cinemas (Cinemaxx Global Pacific) Sementara itu, dari sisi pengelola bioskop, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) yang mengelola CGV Indonesia menyatakan bahwa okupansi bioskop saat ini dalam keadaan stabil. Public Relations & Marketing CGV Indonesia Cheny Aminda mengatakan, sejauh ini okupansi bioskop dalam keadaan stabil, film yang ditayangkan dan layar yang diberikan disesuaikan dengan pasar masing-masing lokasi CGV. "Di tahun ini, CGV akan melakukan ekspansi yang akan dilaksanakan bertahap di setiap kuartal, menyasar daerah yang potensial dan belum banyak kompetitor, untuk memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat di daerah tersebut, dimulai dari dibukanya CGV Ecoplaza Citra Maja pada April 2023 lalu," kata Cheny kepada Kontan.co.id, Selasa (4/7).
Baca Juga: Genjot Kinerja, MD Pictures (FILM) Siap Merilis Film Baru CGV telah beroperasi di 71 lokasi dengan total 408 layar. Pembukaan bioskop di Ecoplaza Citra Maja Raya ini kemudian menambah jaringan bisnis yang ke 72 dengan 4 auditorium dan layar. BLTZ optimistis perilisan film-film yang dinanti di kuartal II 2023 bisa meningkatkan minat nonton masyarakat. Cheny menerangkan, bioskop senantiasa menghibur masyarakat dengan supply film-film favorit yang telah ditunggu-tunggu, baik film Tanah Air, Hollywood atau Asia lainnya di antaranya The Childe, Elemental, Ganjil Genap, Indiana Jones dan lainnya. Menurutnya, masyarakat sudah dapat beradaptasi dengan baik pasca Covid-19 dengan menjaga kebersihan masingmasing. CGV berusaha untuk menyediakan layanan yang memudahkan masyarakat, di antaranya mengajak masyarakat untuk memesan tiket nonton maupun makanan via online/daring melalui CGV Aplikasi. Adapun, Head of Corporate Communications & Brand Management Cinema XXI Dewita Hutagaol menuturkan, sepanjang tahun 2022, antusiasme masyarakat untuk kembali menonton film di bioskop sudah berangsur-angsur pulih. "Hal ini tentunya kami harapkan bisa terus berlanjut bahkan menjadi lebih baik di tahun 2023,. Kami bersyukur di semester I tahun 2023 ini, antusiasme masyarakat untuk menonton film di bioskop tergolong baik," ujar dia. Dewita menyampaikan, sampai dengan Desember 2022, Cinema XXI telah menghadirkan 1.216 layar di 225 lokasi bioskop yang tersebar di Indonesia. Guna terus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada para pecinta film tanah air, Dewita bilang Cinema XXI senantiasa berinovasi untuk terus mewujudkan visi "menjadi jejaring bioskop terbaik di dunia, dan sekaligus menjadi kebanggaan Indonesia”. Untuk itu, lanjut Dewita, Cinema XXI berkomitmen untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film-film favorit mereka, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial.
Baca Juga: Cita-cita Tripar Multivision (RAAM), Berkembang Seperti Disney Ada kabar Cinema XXI bakal melakukan IPO. Cinema XXI mengaku dari waktu ke waktu mempertimbangkan berbagai opsi strategis. Sayangnya, Perseroan memiliki kebijakan untuk tidak menanggapi mengenai wacana IPO yang bakal dilakukan.
Sementara itu, dari sisi pemroduksi film, Direktur PT MD Pictures Tbk (FILM) Priyadarshi Anand mengatakan, tren bioskop meningkat seiring dengan antusiasme masyarakat untuk menikmati hiburan menonton film berkualitas. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian PT MD Pictures Tbk yang memecahkan rekor penonton film terbanyak sepanjang masa melalui KKN di Desa Penari, serta film lainnya yang telah menjadi box office yaitu Ivanna dan film terlaris tahun 2023 yang berjudul Sewu Dino serta film lainnya. "Tentunya, ada lonjakan penonton dengan banyaknya film di bioskop saat ini dan PT MD Pictures Tbk mengambil bagian besar untuk menghasilkan produksi film berkualitas tinggi," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .