KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras ditetapkan sejak 1 September lalu, produksi beras medium terus menurun. Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Sadar Subagyo mengatakan, hal ini dikarenakan aturan mengenai HET tersebut mendorong penggilingan untuk lebih memproduksi beras premium dibandingkan medium. "Saat ini terjadi perubahan yang mendasar. Kalau menggunakan aturan yang sekarang, untuk beras premium maksimal butir patahnya 15%, padahal dulu butir patah beras premium 5%. Kan penggilingan lebih memilih produksi beras premium," ujar Sadar, Rabu (13/12). Menurutnya, saat ini memproduksi beras premium pun lebih menguntungkan. Pasalnya, harga gabah melonjak naik akibat produksi yang menurun.
Pasca penerapan HET, beras medium sulit ditemukan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras ditetapkan sejak 1 September lalu, produksi beras medium terus menurun. Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Sadar Subagyo mengatakan, hal ini dikarenakan aturan mengenai HET tersebut mendorong penggilingan untuk lebih memproduksi beras premium dibandingkan medium. "Saat ini terjadi perubahan yang mendasar. Kalau menggunakan aturan yang sekarang, untuk beras premium maksimal butir patahnya 15%, padahal dulu butir patah beras premium 5%. Kan penggilingan lebih memilih produksi beras premium," ujar Sadar, Rabu (13/12). Menurutnya, saat ini memproduksi beras premium pun lebih menguntungkan. Pasalnya, harga gabah melonjak naik akibat produksi yang menurun.