Pasca pertemuan the Fed, IHSG berpotensi naik



JAKARTA. Kondusifnya pergerakan pasar saham global pasca hasil pertemuan The Fed dan harga minyak mentah yang kembali naik akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini. Sejumlah isu individual terkait rilis laba kuartal I dan agenda aksi korporasi emiten sektoral turut mendorong aksi beli pemodal.

"IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatannya menguji resistance di 4.860 dengan support di 4.820," ujar David Sutyanto, Kepala Riset First Asia Capital dalam Market Research, Kamis (28/4).

Setelah dilanda koreksi dalam dua sesi perdagangan terakhir, IHSG pada perdagangan kemarin berhasil rebound setelah kekhawatiran pasar atas hasil pertemuan the Fed mereda, kenaikan lanjutan harga minyak mentah dunia dan sejumlah isu individual positif sejumlah emiten terutama terkait pencapaian laba kuartal I.


Rencana pembagian dividen dan aksi korporasi lainnya seperti rencana stock split harga saham HMSP. IHSG akhirnya berhasil menguat 31,565 poin (0,66%) di 4.845,658. Saham emiten sektor rokok, infrastruktur, dan perbankan menjadi penopang penguatan IHSG. Sebaliknya saham emiten Grup Astra kembali dilanda tekanan jual menyusul kekecewaan pasar atas pencapaian labanya sepanjang kuartal I.

Sementara pasar Wall Street tadi malam bergerak bervariasi. Katalis pasar digerakkan pernyataan the Fed yang kondusif, kenaikan harga minyak mentah, dan rilis laba 1Q16 sejumlah korporasi. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,3% dan 0,2% tutup di 18041,55 dan 2095,15.

Indeks Nasdaq koreksi 0,5% di 4863,14 dipicu rilis laba sejumlah emiten teknologi yang di bawah perkiraan.

Sekadar tambahan informasi, hasil pertemuan FOMC tadi malam kembali menahan tingkat bunga FFR pada level saat ini 0,25%-0,5%. The Fed juga kembali mengkonfirmasi kebijakan kenaikan suku bunga bertahap dan hati-hati.

Putusan The Fed tersebut membuat harga minyak mentah melanjutkan tren penguatannya. Harga minyak mentah tadi malam di AS naik 2,9% di US$ 45,33/barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie