Pasca pertemuan Trump-Kim Jong Un, AS-Korut buka kembali pembicaraan nuklir



KONTAN.CO.ID -  PANMUNJOM/SEOUL. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara (Korut) pada hari Minggu (30/6), ketika ia bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi (DMZ) antara kedua Korea.

Trump juga menyatakan, ia setuju melanjutkan pembicaraan nuklir yang macet dengan Korut.

Pertemuan Trump dengan Kim diprakarsai oleh tweet spontan Trump yang menurut Kim mengejutkannya. Meski hingga kini, pertemuan tersebut belum mempersempit jurang kesenjangan posisi kedua negara sejak pertemuan puncak mereka bulan Februari lalu di Vietnam.


Mengutip Reuter, kedua pemimpin berjabat tangan dengan hangat dan menyatakan harapan akan perdamaian ketika mereka bertemu untuk ketiga kalinya hanya dalam waktu satu tahun di perbatasan lama Perang Dingin, yang dalam beberapa dekade telah  menjadi simbol permusuhan antara negara-negara mereka, yang secara teknis masih berperang.

Trump dikawal oleh Kim secara singkat, ketika Trump melewati garis demarkasi militer ke sisi Utara Daerah Keamanan Bersama (JSA) yang dipatroli oleh tentara kedua Korea.

Beberapa saat kemudian, mereka kembali ke sisi selatan dan bergabung dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk obrolan singkat. Hal ini menandai pertemuan tiga arah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Trump dan Kim kemudian mengadakan pertemuan tertutup selama hampir satu jam. "Kami baru saja mengadakan pertemuan yang sangat baik, kita akan melihat apa yang bisa terjadi," ujar Trump usai pertemuan.

Trump mengatakan kedua belah pihak akan membentuk tim untuk mendorong perundingan yang macet . Tujuannya adalah membuat Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya.

Paus Fransiskus yang menyampaikan pidato mingguannya di Lapangan Santo Petrus, memuji pertemuan itu. "Saya salut kepada para protagonis, dengan doa bahwa gerakan yang begitu signifikan akan menjadi langkah lebih jauh di jalan menuju perdamaian, tidak hanya di semenanjung itu, tetapi untuk kebaikan seluruh dunia," katanya.

Trump dan Kim bertemu untuk pertama kalinya di Singapura pada Juni tahun lalu, dan setuju untuk meningkatkan hubungan dan bekerja menuju denuklirisasi semenanjung Korea.

Namun KTT kedua di Hanoi gagal setelah kedua pihak gagal mempersempit perbedaan antara permintaan AS agar Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya dan permintaan Korea Utara untuk bantuan sanksi.

Editor: Noverius Laoli