Pasca regrouping, INAF tetap fokus berbisnis obat



JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) tetap akan fokus pada bisnisnya, yakni obat generik. Meskipun pemerintah akan menggabungkan (regrouping) BUMN farmasi yang dimilikinya pada tahun 2013 ini.

Djakfaruddin Junus, Direktur Utama Indofarma memastikan, ekspansi INAF tahun ini juga tidak akan terpengaruh tarik ulurnya merger BUMN farmasi. Saat ini, Indofarma tengah mengembangkan pabrik di Cikarang, Jawa Barat demi mendongkrak produksi tablet hingga 200%.

Indofarma juga tidak menutup kemungkinan menambah keuntungan dari bisnis nongenerik. Apalagi, obat nongenerik memberikan margin yang cukup besar. Djakfaruddin berharap, regrouping farmasi bisa berdampak positif bagi mengembangkan obat nongenerik INAF.


Saat ini, kontribusi obat nongenerik Indofarma hanya 10% dari total penjualan obat di 2012. Indofarma ingin meningkatkan penjualan obat nongenerik menjadi 20%. Produk nongererik itu berupa, produk nutrisi, herbal, obat bebas dan produk anestesi.

"Tetapi fokus kami tetap di tender pemerintah dari obat generik. Regrouping atau tidak, kami tetap berekspansi sesuai target," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (22/1).

Keuntungan dari obat generik tak kalah besar. Hanya saja, pemerintah harus lebih menyosialisasikan penggunaan obat generik kepada masyarakat. "Kami bukan hanya mengandalkan tender pemerintah untuk obat generik, tetapi penjualan kami juga masuk ke rumahsakit," jelas dia.

Tahun ini, Indofarma menargetkan bisa memenangi tender obat senilai Rp 300 miliar. Angka ini naik 36,4% dari tender tahun 2012, senilai Rp 220 miliar.

Agar bisa meningkatkan pendapatan, Indofarma juga akan menggenjot penjualan ekspor obat generik ke beberapa negara di Asia Tenggara, Asia Tengah maupun Timur Tengah. Indofarma berharap pendapatan ekspor tahun ini bisa mencapai Rp 30 miliar. "Ekspansi utama kami tahun ini tetap membangun pabrik. Untuk ekspansi lain, kebutuhan pendanaan dari pinjaman baru ataupun obligasi masih sangat terbuka," jelas dia.

Indofarma berharap, total pendapatan tahun ini bisa meningkat 16,7% menjadi Rp 1,4 triliun dari proyeksi pendapatan 2012 Rp 1,2 triliun. Sementara target laba bersih tahun ini Rp 85 miliar, atau tumbuh 21,43% dibandingkan proyeksi laba bersih tahun lalu Rp 70 miliar.

Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN Pandu Djajanto mengatakan, rencana penggabungan BUMN farmasi menunggu kajian independen. Kajian ini diharapkan selesai akhir bulan ini. Bila ini selesai. kementrian BUMN tinggal melakukan harmonisasi nilai aset BUMN farmasi. Namun, Pandu belum bisa mengungkapkan skema regrouping.

Jumat (25/1), saham INAF melemah 1,14% ke Rp 350.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana