Pasca restrukturisasi, Pertamina konsisten fokus layani masyarakat hingga Pelosok



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) memastikan tetap berkomitmen dan konsisten fokus melayani masyarakat, termasuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas hingga seluruh pelosok negeri.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan pasca restrukturisasi perusahaan yang dilaksanakan sejak Juni 2020, Pertamina berkomitmen penuh untuk melayani masyarakat dan memberikan manfaat lebih besar kepada seluruh pihak yang berkepentingan. 

Baca Juga: Pertamina Hulu Mahakam memulai konstruksi 3 proyek anjungan lepas pantai


“Pertamina pastikan dengan restrukturisasi ini pelayanan kepada masyarakat akan semakin baik, karena akan semakin fokus dalam menjalankan service and operation excellence. Penugasan ini termasuk penyediaan dan penyaluran BBM PSO maupun implementasi BBM Satu Harga,”ucapnya.    Menurut Fajriyah, IPO atau penawaran umum perdana saham yang rencananya dilakukan pada subholding ataupun anak perusahaan merupakan salah satu alternatif cara Pertamina Group mendapatkan pendanaan untuk pengembangan usaha ke depan, selain mekanisme lain seperti partnership maupun pendanaan obligasi dan perbankan. Rencana IPO pun tidak akan diterapkan di level Pertamina, namun di anak perusahaan yang bersifat operasional. Penugasan-penugasan dari Pemerintah akan tetap menjadi tanggung jawab Pertamina dan Pertamina akan terus berkomitmen menjalankannya melalui fungsi di internal Pertamina maupun secara operasional di subholding dan anak perusahaan. 

"IPO adalah salah satu alternatif cara mendapatkan pendanaan untuk pengembangan usaha dan tidak akan mempengaruhi kinerja penugasan Pemerintah kepada Pertamina," tegasnya.

Sebagai wujud komitmen, lanjut Fajriyah, sepanjang 2017 - 2019, Pertamina telah berhasil menyalurkan BBM di 161 titik BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Sementara pada tahun 2020, lembaga penyalur BBM 1 harga akan bertambah dengan target 83 titik. Per Juli 2020, pelaksanaan BBM Satu Harga dengan  progress 77 persen sedang dalam proses pembangunan dan15 persen dalam proses perizinan.

"Bahkan pada akhir bulan Juli ini, dijadwalkan akan ada penambahan 5 titik BBM 1 Harga yang akan beroperasi yaitu di Nias Barat – Sumut , Dompu NTB, Tojo Una-Una – Sulteng, Angkinang – Kalsel, dan Seram Bagian Timur – Maluku", jelas Fajriyah.

Adapun mengenai pelayanan gas yang dilakukan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai Subholding Gas, Pertamina menegaskan seluruh penugasan dari Pemerintah tetap berjalan sesuai target.

Seperti yang diketahui, PGN menjadi Subholding pertama yang melaksanakan implementasi IPO sejak tahun 2003. Sejak saat itu, pembangunan infrastruktur transmisi dan distribusi gas bumi semakin meningkat hingga saat ini. Dengan pengembangan disitribusi yang meluas ke beberapa wilayah baru, diikuti dengan pengembangan jaringan gas rumah tangga disekitar pusat ekonomi yang ditumbuhkan oleh adanya pipa distribusi.

Bahkan sejak IPO, khususnya pengembangan jargas PGN telah menunjukkan kenaikan sambungan rumah yang signifikan. Dari sekitar 64.800 Sambungan Rumah (SR) menjadi sekitar 399.600 SR pada tahun 2019. Pembangunan jargas juga telah melayani daerah pelosok seperti Aceh, Kalimatan Utara (Tarakan), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sorong.

“Dari tahun 2000– 2019, sebaran penugasan jargas mandiri maupun jargas APBN yang dibangun PGN Group sebanyak 399.600 SR di 17 propinsi dan 60 kabupaten/ kota di Indonesia, dengan total infrastruktur pipa sekitar 3.800 km,” ungkap Fajriyah.

Di tahun 2020, meski sempat terkendala oleh pandemi COVID-19, PGN konsisten untuk melanjutkan pembangunan jargas rumah tangga, dengan target 127.800 SR di 23 Kabupaten/ kota. 

Baca Juga: Bahaya bagi lingkungan, BBM Ron rendah perlu dihilangkan bertahap

Selain untuk ketahanan energi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat, program jargas juga memberikan benefit pada penggunaan TKDN sampai dengan 70%, dan dapat menyerap tenaga kerja lokal sekitar 39.000 pekerja.

PGN andil dalam menempatkan jargas rumah tangga sebagai prioritas utama, sesuai dengan target RJPMN pemerintah untuk mewujudkan 4 juta SR, penghematan subsidi Elpiji sebesar Rp 3,3 Trilyun, pengurangan Impor LPG sebesar Rp17, 25 Trilyun di tahun 2024. 

"Penugasan BBM 1 Harga dan pembangunan jargas merupakan komitmen Pertamina Group merupakan bukti komitmen dalam memberikan kemudahan akses, kehandalan dan pelayanan dalam penyediaan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia", pungkas Fajriyah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini