JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (excl) akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. EXCL berencana melepas maksimal 2,75 miliar saham dengan diskon harga maksimal 20% TERP (theoretical ex-rights issue atau harga teoritis saham) pada tanggal penetapan harga. Presiden Direktur & CEO XL, Dian Siswarini mengungkapkan, penerbitan saham baru ini guna memperkuat fondasi keuangan dalam menghadapi agenda transformasi berikutnya. "Dana rights issue ini akan kami gunakan untuk membayar kembali pinjaman US$ kepada pemegang saham," ungkapnya, Selasa (2/2). Jika penutupan harga hari ini yang di level Rp 3.930 dijadikan acuan penentuan harga rights issue EXCL, maka harganya sekitar Rp 3.144. Dengan asumsi harga demikian, EXCL akan mengumpulkan dana segar sebesar Rp 8,6 triliun. Nilai ini cukup untuk membayar kembali utang kepada pemegang sahamnya sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 6,85 triliun (Kurs Rp 13.700). Dian menambahkan, jika hasilnya lebih dari kebutuhan pelunasan utang, dananya akan digunakan untuk investasi lain. Axiata Grup, pemilik saham mayoritas EXCL mengungkapkan, mereka akan mengambil hak pro rata atas penerbitan saham baru ini sebesar 66,4%. Jika pemegang saham EXCL yang lain tidak mengambil hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), kepemilikannya akan terdilusi 8,2%. Direktur & Chief Finance Officer XL, Mohamed Adlan bin Tajudin menambahkan, penerbitan saham baru ini akan membuat saham EXCL lebih liquid. Seperti diketahui, sebelumnya EXCL juga keluar dari indeks LQ45 karena transaksinya kurang liquid. "Setelah rights issue pasti masuk kembali ke LQ45," katanya. EXCL juga telah menunjuk Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas sebagai penasihat keuangan untuk proses rights issue ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasca rights issue, EXCL yakin masuk lagi ke LQ45
JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (excl) akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. EXCL berencana melepas maksimal 2,75 miliar saham dengan diskon harga maksimal 20% TERP (theoretical ex-rights issue atau harga teoritis saham) pada tanggal penetapan harga. Presiden Direktur & CEO XL, Dian Siswarini mengungkapkan, penerbitan saham baru ini guna memperkuat fondasi keuangan dalam menghadapi agenda transformasi berikutnya. "Dana rights issue ini akan kami gunakan untuk membayar kembali pinjaman US$ kepada pemegang saham," ungkapnya, Selasa (2/2). Jika penutupan harga hari ini yang di level Rp 3.930 dijadikan acuan penentuan harga rights issue EXCL, maka harganya sekitar Rp 3.144. Dengan asumsi harga demikian, EXCL akan mengumpulkan dana segar sebesar Rp 8,6 triliun. Nilai ini cukup untuk membayar kembali utang kepada pemegang sahamnya sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 6,85 triliun (Kurs Rp 13.700). Dian menambahkan, jika hasilnya lebih dari kebutuhan pelunasan utang, dananya akan digunakan untuk investasi lain. Axiata Grup, pemilik saham mayoritas EXCL mengungkapkan, mereka akan mengambil hak pro rata atas penerbitan saham baru ini sebesar 66,4%. Jika pemegang saham EXCL yang lain tidak mengambil hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), kepemilikannya akan terdilusi 8,2%. Direktur & Chief Finance Officer XL, Mohamed Adlan bin Tajudin menambahkan, penerbitan saham baru ini akan membuat saham EXCL lebih liquid. Seperti diketahui, sebelumnya EXCL juga keluar dari indeks LQ45 karena transaksinya kurang liquid. "Setelah rights issue pasti masuk kembali ke LQ45," katanya. EXCL juga telah menunjuk Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas sebagai penasihat keuangan untuk proses rights issue ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News