KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA, anggota indeks Kompas100) telah merilis laporan keuangan untuk periode kuartal III 2019. Hasilnya, emiten tambang batubara ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 16,25 triliun atau naik tipis 1,36% bila dibandingkan realisasi penjualan pada periode yang sama tahun 2018. Di sisi lain, beban pokok penjualan PTBA pada kuartal III 2019 juga ikut naik 12,6% menjadi Rp 10,5 triliun. Dus, pada kuartal III 2019 Bukit Asam membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,10 triliun. Jumlah ini turun 21,08% jika dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode kuartal III 2018 yang mencapai Rp 3,93 triliun.
Baca Juga: Laba bersih Bukit Asam (PTBA) turun 21,08% sepanjang kuartal III 2019 Presiden Direktur CSA Institue Aria Santoso menilai, kinerja PTBA masih cukup baik di tengah pelemahan harga komoditas batubara saat ini. “Kinerja masih cukup baik, terbukti dari adanya peningkatan penjualan,” jelas Aria kepada Kontan.co.id, Senin (28/10). Meski demikian, Aria memprediksi, kinerja emiten penghuni indeks Kompas100 ini akan sulit meningkat secara tahunan. Namun, ia masih melihat adanya potensi peningkatan kinerja PTBA secara kuartalan. Sebab, Aria memprediksi harga batubara masih berpotensi untuk menguat menjelang akhir tahun. Salah satu faktornya adalah datangnya musim dingin di negara subtropis yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan batubara. Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) belum berencana merevisi target penjualan Oleh karena itu, Aria memberi rekomendasi buy on weakness saham PTBA dengan target harga Rp 2.200 – Rp 2.300 per saham. Meski demikian, ia menyarankan investor untuk memantau strategi PTBA dalam hal efisiensi guna meningkatkan laba bersih. Setali tiga uang, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengatakan pencapaian PTBA pada kuartal III 2019 masih sesuai dengan ekspektasinya. Meski demikian, ia masih merekomendasikan hold untuk saham emiten pelat merah ini. “Rekomendasi saya hold dengan target harga Rp 2.160 per saham,” ujar Andy kepada Kontan.co.id, Senin (28/10). Sebab ia memperkirakan harga batubara masih akan terkoreksi sehingga menjadi katalis negatif bagi saham PTBA. Baca Juga: Jurus Bukit Asam (PTBA) untuk genjot kinerja hingga akhir 2019 Dalam risetnya (21/10), Andy memprediksi, harga batubara global akan berada di kisaran US$ 70 per ton pada tahun 2020 atau lebih rendah 17,6% dibanding prediksi sebelumnya.