JAKARTA. Pengelola hotel di Jakarta Barat mulai berteriak menyusul seretnya pasokan air bersih dari PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja). Jebolnya tanggul pintu air Kalimalang Rabu (31/8) membuat pasokan air terhambat ke sejumlah titik. Hotel dan Mal Ciputra, misalnya, membatasi pemakaian air bersih sejak tiga hari terakhir. Endarto, Tenaga Departemen Teknis (Engineering) Ciputra, menjelaskan, hotel dan mal membutuhkan setidaknya 500 - 600 meter kubik air bersih saban hari. Kini, pasokan melorot hingga separuh kebutuhan. Itu pun, kata dia, sudah di dukung pengiriman dari Pam Bogor. Sepanjang Sabtu Ciputra Jakarta Barat mendapat pengiriman air sebanyak 29 truk tangki atau sekitar 232 kubik. Satu tanki berkapasitas delapan kubik atau 8.000 liter."Karena sumbernya di Bogor jadi harus menunggu sampai malam, lama waktunya karena harus lewat tol luar kota," terang Endarto kepada KONTAN, Minggu (4/9).Saat ini dari total 330 kamar Hotel Ciputra okupansi berkisar 30%. Endarto mengaku mulai khawatir dalam waktu dekat 100 kamar akan diisi tamu grup. "Karena pasokan air ke kamar tidak boleh terganggu, jadinya tempat lain harus dihemat-hemat," ujar dia.Teknisnya, pengelola memperkecil volume air di keran toilet dan wastafel umum hotel dan mal. Lainnya, membatasi penggunaan air untuk menyiram tanaman.Sumaryanto, Staf Engineer Hotel Santika, Jakbar, melontarkan pengakuan Hotel Santika menempuh berbagai langkah, misalnya menumpuk pakaian tamu untuk dicuci. "Hal ini untuk penghematan air," terang Endarto.Selain menghemat penggunaan air menyiram tanaman, Santika meminimalisasi air untuk membersihkan mesin-mesin, termasuk penyejuk udara. Endarto menaksir, persediaan air saat ini masih aman hingga Selasa. Menurut dia, manajemen mau tak mau membeli air tangki dari sumber lain kalau kondisi belum pulih.Sekadar catatan, penjualan air bersih Palyja mencapai 420.000 meter kubik per hari. Sejak insiden pintu air jebol di Kalimalang, Palyja kehilangan penjualan sebesar 275.000 meter kubik. Nilai itu ditaksir setara dengan Rp 2,1 miliar. Maklum, jumlah pelanggan Palyja mencapai 200.000 pelanggan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasca tanggul jebol, hotel di Jakarta Barat mengirit penggunaan air
JAKARTA. Pengelola hotel di Jakarta Barat mulai berteriak menyusul seretnya pasokan air bersih dari PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja). Jebolnya tanggul pintu air Kalimalang Rabu (31/8) membuat pasokan air terhambat ke sejumlah titik. Hotel dan Mal Ciputra, misalnya, membatasi pemakaian air bersih sejak tiga hari terakhir. Endarto, Tenaga Departemen Teknis (Engineering) Ciputra, menjelaskan, hotel dan mal membutuhkan setidaknya 500 - 600 meter kubik air bersih saban hari. Kini, pasokan melorot hingga separuh kebutuhan. Itu pun, kata dia, sudah di dukung pengiriman dari Pam Bogor. Sepanjang Sabtu Ciputra Jakarta Barat mendapat pengiriman air sebanyak 29 truk tangki atau sekitar 232 kubik. Satu tanki berkapasitas delapan kubik atau 8.000 liter."Karena sumbernya di Bogor jadi harus menunggu sampai malam, lama waktunya karena harus lewat tol luar kota," terang Endarto kepada KONTAN, Minggu (4/9).Saat ini dari total 330 kamar Hotel Ciputra okupansi berkisar 30%. Endarto mengaku mulai khawatir dalam waktu dekat 100 kamar akan diisi tamu grup. "Karena pasokan air ke kamar tidak boleh terganggu, jadinya tempat lain harus dihemat-hemat," ujar dia.Teknisnya, pengelola memperkecil volume air di keran toilet dan wastafel umum hotel dan mal. Lainnya, membatasi penggunaan air untuk menyiram tanaman.Sumaryanto, Staf Engineer Hotel Santika, Jakbar, melontarkan pengakuan Hotel Santika menempuh berbagai langkah, misalnya menumpuk pakaian tamu untuk dicuci. "Hal ini untuk penghematan air," terang Endarto.Selain menghemat penggunaan air menyiram tanaman, Santika meminimalisasi air untuk membersihkan mesin-mesin, termasuk penyejuk udara. Endarto menaksir, persediaan air saat ini masih aman hingga Selasa. Menurut dia, manajemen mau tak mau membeli air tangki dari sumber lain kalau kondisi belum pulih.Sekadar catatan, penjualan air bersih Palyja mencapai 420.000 meter kubik per hari. Sejak insiden pintu air jebol di Kalimalang, Palyja kehilangan penjualan sebesar 275.000 meter kubik. Nilai itu ditaksir setara dengan Rp 2,1 miliar. Maklum, jumlah pelanggan Palyja mencapai 200.000 pelanggan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News