Pasca tertekan, harga SUN bisa lanjut koreksi



JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Kamis (21/7) cenderung tertekan.

Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Kamis (21/7), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,01% dibandingkan hari sebelumnya ke level 116,55.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menuturkan, harga obligasi negara pada perdagangan kemarin merosot jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung sejak Rabu (20/7).


Pertemuan ini memutuskan untuk mempertahankan BI rate di level 6,5% dengan suku bunga deposit facility 4,5% dan lending facility 7%. BI juga menetapkan BI seven days reverse repo rate pada 5,25%.

"Ini sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016," imbuhnya.

Made berujar, penurunan harga SUN kemarin juga dipengaruhi oleh faktor teknikal. Harga obligasi negara rata-rata bergulir pada area jenuh beli (overbought) setelah mengalami kenaikan harga cukup tinggi dalam kurun beberapa hari terakhir.

"Sehingga mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking)," ujarnya.

Berpeluang koreksi lagi

Pada hari ini Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Jumat (22/7) berpotensi tertekan.

Made memproyeksikan, harga SUN pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas dengan peluang koreksi jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) pekan depan.

Setelah mencermati agenda ekonomi domestik, pelaku pasar akan kembali fokus terhadap FOMC Meeting yang bakal dihelat 26 Juli 2016 - 27 Juli 2016 waktu setempat.

"Investor global akan mencermati kebijakan moneter yang bakal diambil oleh bank sentral tersebut setelah beberapa indikator ekonomi Amerika di bulan Juni 2016 menunjukkan perbaikan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie