KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Strategi Tiktok Shop
comeback ke pasar Indonesia terjawab sudah. Anak usaha Bytedance in memutuskan untuk mensinergikan Tiktok Shop dengan Tokopedia. Sekretaris Perusahaan GoTo, Koesoemohadiani menjelaskan, investasi TikTok akan dibagi menjadi beberapa bagian.
Pertama, sebesar US$ 340 juta atau Rp 5,33 triliun untuk pembelian aset Tokopedia. "Pembelian aset milik Tokopedia itu berupa kontrak bisnis dan hak eksklusif untuk menghidupkan kembali TikTok Shop di Indonesia," kata dia, Senin (11/12).
Kedua, TikTok juga akan menggelontorkan US$ 840 juta atau Rp 13,18 triliun. Dana ini bakal dipakai TikTok untuk mencaplok dan membayar atas saham baru yang dikeluarkan PT Tokopedia. Paska transaksi ini, struktur kepemilikan saham Tokopedia ikut berubah menjadi 75% milik Tiktok yang berkedudukan di Singapura dan 25% milik GOTO. Transaksi ini menerapkan prinsip
non dilutive shares. Intinya, porsi saham GOTO tidak akan menyusut, tetap sebesar 25%, apabila Tiktok di kemudian hari kembali injeksi modal ke Tokopedia.
Direktur Eksekutif Segara Research Institut, Piter Abdullah Redjalam menilai, strategi ini bukan hanya menghemat waktu, juga menjadi pijakan yang kuat bagi Tiktok dan mitra lokalnya untuk memenangkan kompetisi di pasar digital tanah air. Idealnya Tiktok bikin platform
e-commerce sendiri. "Tapi, butuh waktu berapa lama? Ini bukan hanya soal kecepatan membangun infrastruktur dan rekrutmen talenta berkemampuan khusus, juga perizinan dan proses lainnya. Intinya sangat memakan waktu, belum tentu efektif,” katanya, Selasa (12/12). Tiktok membutuhkan platform tempat penjual dan pembeli menyelesaikan transaksi. Aktivitas promosi barang dagangan tetap bisa dilakukan di platform sosmed Tiktok. Hal ini merupakan bentuk adaptasi Tiktok terhadap regulasi pemerintah. "Pemerintah tidak mau dianggap wasit yang tidak adil. Pemerintah harus menegakkan aturan demi kemaslahatan bersama melalui Permendag Nomor 31 itu. Ini
win win solution,” katanya.
Baca Juga: Investasi TikTok di Tokopedia Berpotensi Menyulap Laba Rugi GOTO, Jadi Lebih Baik? Rizal Nur Rafly, Analis Panin Sekuritas menyatakan, Tokopedia punya posisi yang unik sebagai anak usaha GOTO. Ia hanya satu dari sekian banyak bisnis GOTO. Tiktok hanya cukup membeli saham baru yang diterbitkan Tokopedia dengan konsekuensi mengurangi porsi saham GOTO di unit bisnis nya itu. Jadi, Tiktok tidak perlu membeli saham GOTO, apalagi sampai harus menjadi pemegang saham mayoritas. Transaksinya dilokalisir di area kepemilikan saham di Tokopedia. "Tiktok bisa menjadi pengendali di Tokopedia tanpa harus bermanuver di induk perusahaan (GOTO). Ini lebih praktis. Disisi lain, Tokopedia juga menjadi pemegang market share terbesar di Indonesia setelah Shopee yang membuat Tiktok akan secara langsung menguasai market share e-commerce Indonesia.” kata Rizal. Nah jika berkolaborasi dengan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), Tiktok harus mengambil alih kepemilikan saham mayoritas kedua emiten tersebut. “Tiktok tentu tidak hanya sekedar injeksi modal tanpa kompensasi kepemilikan saham. Partnership tanpa
ownership tidak menimbulkan komitmen bisnis yang kuat. Dan
ownership akan punya makna jika mampu menjadi pengendali,” katanya. Apalagi mengambil alih saham mayoritas sebuah emiten itu tidak gampang dan prosesnya panjang. Pihak yang mengakuisisi harus melakukan
mandatory tender offer terhadap pemegang saham publik. Jadi, selain lebih lama prosesnya, juga bisa jadi sangat mahal biayanya karena fluktuasi harga saham emiten yang akan diakuisisi cenderung bergerak liar.
Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Chang-kun Shin menilai meski TikTok akan menjadi pengendali Tokopedia, tetapi GOTO akan tetap memperoleh keuntungan. "GOTO akan menerima pendapatan yang diterima atas transaksi yang terjadi di platform Tokopedia. Ini akan berkontribusi pada EBITDA," kata Shin kepada Kontan, Senin (11/12). Christopher Rusli,
Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas menilai masuknya TikTok seharusnya menjadi hal yang baik karena kinerja Tokopedia kurang baik. "GOTO dapat meringankan beban pembiayaan di Tokopedia. Di sisi lain, GOTO akan menikmati pertumbuhan yang berkelanjutan dari Tokopedia," jelas dia. Saat ini biaya operasional bulanan GOTO berada di kisaran US$ 15 juta–US$ 20 juta. Dengan cadangan kas Rp 25,3 triliun, Christoper bilang GOTO punya fleksibilitas untuk mengembangkan segmen bisnis lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian