Pasca Umumkan Kinerja, GOTO Berencana Bersihkan Goodwill, Ini Kata Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat kenaikan kerugian 124% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 90,39 triliun pada 2023. Penyebabnya, pencatatan goodwill akibat pelepasan PT Tokopedia. 

Manajemen GOTO menyampaikan pihaknya harus mencatatkan goodwill sebesar Rp 78,8 triliun akibat dari lepasnya kepemilikan Tokopedia kepada TikTok. Jika mengabaikan pencatatan goodwill, GOTO seharusnya membukukan rugi bersih sebesar Rp 11,8 triliun pada 2023. Kerugian ini turun 60% secara tahunan dari Rp 29,3 triliun di 2022. 

Biang kerok kerugian itu muncul akibat pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) pasca dekonsolidasi Tokopedia dari neraca keuangan GOTO setelah investasi TikTok, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.


Goodwill adalah selisih pembelian Tokopedia dalam bentuk saham yang dilakukan saat Gojek merger dengan Tokopedia di Mei 2021. Sederhananya, goodwill adalah aset tak terwujud yang berupa selisih angka yang muncul dari kelebihan harga beli yang di atas harga pasar dalam sebuah transaksi pembelian perusahaan.

Analis UOB Hay Hian, Stevanus Juanda juga memandang jika angka goodwill, terutama di kuartal 4-2023 dihapuskan dari laporan keuangan GOTO, maka akan memberikan dorongan positif bagi perusahaan demi menuju profit. “Bila seluruh saldo goodwill sebesar Rp 76,6 triiliun dihapuskan,  akan menghilangkan kejutan negatif di tahun 2024 ini,” kata Stevanus dalam riset  per 19 Maret 2024.

Baca Juga: Menakar Efek dan Prospek Di Balik Rencana Buyback Saham GOTO, di Atas Kertas Positif

Terlepas dari goodwill, Stevanus menjelaskan GOTO akan mendapatkan tiga amunisi. Pertama, pendapatan service fee dari layanan Tokopedia. Kedua, semakin positifnya layanan bisnis on demand services (ODS) melalui Gojek, apalagi khusus di kuartal IV-2023, Gojek pertama kalinya berhasil mencatatkan laba operasional sebesar Rp 20,45 miliar

"Layanan ODS onsisten berada di wilayah positif pada kuartal IV 23. Sedangkan komisi 0,4% dari bisnis TikTok Shop yang baru dan Tokopedia  mulai diterima pada 1 Februari 2024,” kata Stefavus.

Dia mengatakan pertumbuhan e-commerce di Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata tahunan (CAGR) 14,5% dari US$ 62 miliar menjadi US$ 160 miliar.  “Komisi dari nilai barang dagangan kotor (GMV) akan diterima  sebesar sekitar 0,4% dari GMV. GOTO akan melihat EBITDA-nya berubah positif mulai tahun 2024, dari kerugian US$ 134 juta pada EBITDA 9 bulan tahun 2023.”

Amunisi ketiga, GOTO akan mendapatkan kontribusi besar dari fintech melalui Goto Financial (GTF) yakni GoPayPinjam dan GoPayLater. “Dari kuartal IV 2022 hingga kuartal I 2023, nilai pinjaman GOTO naik 40% quarter on quarter, dan naik 21% pada Q2-2023 dan 44% pada Q3-2023.”

Ditambah lagi ada peluang GOTO menawarkan produk keuangan kepada pelanggan TikTok yang saat ini memiliki 125 juta pelanggan per bulan, dibanding pelanggan Goto 18 juta. “Kurang dari separuh konsumen TikTok memakai pembayaran digital," ujarnya. 

Dengan pertimbangan ini, Stevanus menaikkan rekomendasi saham GOTO menjadi tahan (hold) dengan target harga Rp 73 per saham, dari rekomendasi sebelumnya yakni jual (sell). Kamis siang pukul 14:35 WIB, harga saham GOTO naik 4,62% ke Rp 68 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian