Pascamerger, Bank Oke dan Bank Dinar bidik segmen konsumer dan ritel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses penggabungan usaha antara PT Bank Oke Indonesia dan PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) kini masih dalam proses. Ditargetkan rampung akhir Juni, bank hasil merger kelak akan membidik segmen ritel, perluasan jaringan dan infrastruktur teknologi perbankan juga turut dikembangkan.

Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah bilang, terkait proses merger, saat ini beberapa calon direksi dan komisaris bank hasil merger baru menerima surat panggilan uji kelayakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kami baru menerima undangan fit and proper test dari OJK, untuk dua calon komisaris asing, dan dua direktur asing. hasilnya mungkin sudah bisa kami terima dalam 14 hari ke depan. Dan harapan kami bisa rampung seluruhnya hingga pencatatan di Kementerian Hukum dan HAM pada akhir Juni nanti,” katanya kepada Kontan.co.id.


Ada beberapa target yang dipasang perseroan jika kelak merger rampung. Pertama, Efdal bilang bank hasil merger kelak akan menyasar segmen ritel.

Efdal bilang sejatinya saat ini, Bank Oke telah siap meluncurkan beberapa produk kredit di segmen ritel, namun untuk mempermudah perizinan kelak, perseroan akan menunggu merger rampung.

“Kami sudah siap meluncurkan kredit untuk merchant (merchant loan), dan ada satu produk lagi yang berbasis gaji (payroll loan). Namun pengawas (OJK) kami mengatakan agar produk-produk tersebut diluncurkan setelah merger rampung agar perizinannya lebih mudah,” paparnya.

Beberapa produk baru ini juga disebut Efdal akan didukung dengan perluasan jaringan yang akan dilakukan. perseroan pasang target bank hasil merger kelak akan membuka lima cabangnya tiap tahun.

Perluasan jaringan juga akan ditopang dengan infrastruktur teknologi yang tengah diperkuat perseroan. Kelak perseroan juga akan menyediakan layanan mobile banking, dan internet banking.

Nah, seluruh target tersebut akan diakumulasi perseroan dengan mencanangkan masuk kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun enam tahun setelah merger rampung.

“Yang kami sampaikan ke OJK, memang targetnya enam tahun kami bisa masuk BUKU 3, namun akan kami coba untuk percepat dalam lima tahun. Selama enam tahun itu pula, tiap tahunnya kami akan mendapatkan suntikan modal dari pemegang saham (Apro Finance) senilai Rp 500 miliar,” papar Efdal.

Ketika rampung, penggabungan modal inti Bank Oke dan Bank Dinar masih menempatkan bank hasil merger di kelas BUKU 2. Sebab hingga kuartal 1/2019 modal inti Bank Oke masih bermodal inti Rp 1,04 triliun, sedangkan modal inti Bank Dinar Rp 440 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi