Pascamerger Bank Oke pasang target ambisius



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan resmi memberikan persetujuan merger antara PT Bank Oke Indonesia dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) pada 25 Juni 2019 lalu. Pascamerger, bank hasil akuisisi yang akan bernama PT Bank Oke Indonesia Tbk pasang target ambisus.

Meski demikian, Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah menjelaskan, masih ada beberapa prosedur formal yang mesti dilakukan bank hasil akuisisi sebelum dapat beroperasi penuh.

“Persetujuan merger sudah dikeluarkan OJK pada 25 Juni. Hari ini kami sudah bertemu Bank Indonesia, minggu ini akan mendaftarkan di Kemkumham, dan paling lambat minggu depan akan disetujui. Serta operasional merger akan mulai pada 15 juli 2019,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7).


Pascamerger, beberapa strategi juga telah disiapkan, perseroan misalnya akan membidik sektor UMKM sebagai segmen utama ekspansi kreditnya. Selain itu, perseroan juga akan melakukan pengembangan produk bancassurance, berupaya menjadi bank devisa, dan bekerja sama dengan perusahaan teknologi finansial (Tekfin) dengan pola chanelling.

Sedangkan dalam waktu dekat, perseroan juga akan segera meluncurkan produk retail loan, dan merchant loan. Ditambah target pembukaan lima kantor cabang tiap tahunnya. “Sedangkan target bisnis kami pascamerger, cukup agresif dengan penyaluran kredit mencapai Rp 4,07 triliun, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 2,50 triliun,” sambungnya.

Target tersebut hampir dua kali lipat kinerja gabungan Bank Oke dan Bank Dinar pada 2018. Tahun lalu gabungan penyaluran kredit kedua bank mencapai Rp 2,92 triliun, dengan perincian kredit Bank Oke Rp 1,67 triliun, dan Bank Dinar Rp 1,25 triliun. Sedangkan gabungan DPK senilai Rp 1,92 triliun, Bank OKE senilai Rp 127,04 miliar, dan Bank Dinar Rp 1,79 triliun.

Sedangkan hingga kuartal 1/2019 Bank Oke telah menyalurkan kredit Rp 1,64 triliun dan menghimpun DPK senilai Rp 170,88 miliar. Sementara Bank Dinar menyalurkan kredit Rp 1,30 triliun, dan menghimpun DPK sebesar Rp 1,69 triliun. “Dengan target yang cukup ambisius, pada saat yang sama kami juga turut meningkatkan risk management dan compliance terhadap ketentuan yang berlaku,” lanjut Efdinal.

Seluruh target bisnis perseroan juga turut didukung oleh pemegang saham pengendali: Apro Finance. Tiap tahun perseroan akan disuntik modal Rp 500 miliar selama enam tahun mendatang. Suntikan modal ini juga dalam rangka menaikan kelas perseroan menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun.

Ketika rampung, penggabungan modal inti Bank Oke dan Bank Dinar masih menempatkan bank hasil merger di kelas BUKU 2. Sebab hingga kuartal 1/2019 modal inti Bank Oke masih bermodal inti Rp 1,04 triliun, sedangkan modal inti Bank Dinar Rp 440 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli