KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penyebaran kasus Covid-19 Omicron di Indonesia meluas. Bersamaan itu, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 Omicron di Indonesia juga bertambah. Simak kondisi dan gejala Covid-19 Omicron di Indonesia agar tidak terjadi hal yang buruk. Dilansir dari Kompas.com, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan jumlah korban meninggal akibat Covid-19 Omicron di Indonesia bertambah satu orang. Dengan demikian, tercatat sudah ada tiga orang meninggal akibat Covid-19 Omicron. Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, satu dari tiga pasien yang meninggal sama sekali belum pernah menerima vaksin Covid-19. "Tiga orang yang meninggal itu, kondisinya satu orang belum divaksin sama sekali. Jadi kesimpulannya yuk kita cepat-cepat vaksin," ujar Budi pada Kamis (27/1/2022).
Kemudian, jika dilihat dari usia, ketiga pasien Covid-19 Omicron di Indonesia meninggal sama-sama di atas 60 tahun. Dengan demikian, masyarakat perlu memastikan para lansia dirawat dengan baik selama pandemi ini. "Perlu kita prioritaskan lansia-lansia itu untuk divaksinasi dahulu. Dan kalau ada lansia komorbid yang kena Covid-19, diprioritaskan dikirim ke RS," tegasnya. Sementara itu, berdasarkan rincian data kondisi klinis tiga pasien meninggal dunia di RS setelah terpapar Covid-19 Omicron di Indonesia menunjukkan bahwa ketiganya berusia di atas 60 tahun. Semuanya memiliki penyakit penyerta atau komorbid baik itu diabetes melitus, gagal ginjal, jantung dan hipertensi.
Baca Juga: Kasus Omicron Indonesia Nyaris Capai 2.000, Ini Pesan Menkes Budi Seluruh lansia pasien Covid-19 Omicron di Indonesia itu dirawat di ruang ICU RS dengan kondisi berat dan sedang. Kemudian, satu di antara ketiganya belum sama sekali divaksin Covid-19. Satu orang lansia lain sudah divaksin dua kali dan satu lansia lainnya sudah menerima vaksinasi booster atau dosis ketiga. Sebelumnya, Kemenkes mendata ada gejala khusus pasien Covid-19 Omicron di Indonesia yang meninggal dunia tersebut. Kemenkes mengatakan sesak nafas merupakan gejala utama dari pasien Covid-19 varian Omicron yang diberitakan meninggal dunia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, gejala sesak napas tersebut muncul lantaran saturasi oksigen pasien kurang dari 80 persen. "Gejala utama sesak karena saturasi kurang dari 80 persen," ujar Nadia, Minggu (23/1/2022). Namun demikian, Nadia tak menjelaskan lebih rinci mengenai kronologi gejala yang dialami dua pasien Covid-19 varian Omicron tersebut hingga akhirnya meninggal dunia. Sebelumnya ia sempat mengungkapkan, salah satu pasien merupakan kasus transmisi lokal yang meninggal di Rumah Sakit (RS) Sari Asih Ciputat dan satu lagi pelaku perjalanan luar negeri dan meninggal di RSPI Sulianti Suroso. Gejala khas Covid-19 Omicron Indonesia Dilansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Paru Konsultan, Erlina Burhan mengungkapkan gejala khas Covid-19 Omicron di Indonesia yang membedakannya dari penyakit lain. Dipaparkan dalam diskusi daring bertajuk "Super Immunity on Covid-19 : What and How?", Sabtu (22/1/2022). Erlina berkata gejala-gejala khas Covid-19 Omicron di Indonesia antara lain:
- Hidung tersumbat atau rinore
- Batuk
- Nyeri tenggorokan
- Tenggorokan gatal
"Jadi gejala klinis yang khas dan terbanyak dari infeksi Omicron ini adalah hidung tersumbat atau rinore, dan gejala khas lainnya adalah batuk, nyeri tenggorok, terutama tenggorokan gatal," kata dia.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 24 Januari 2022: Tambah 2.927 Kasus Baru, Jangan Lengah! Gejala Covid-19 Omicron di Indonesia lainnya lagi yang cukup sering tapi tidak khas dialami pasien Omicron adalah mudah lelah, sakit kepala, dan nyeri otot. Dengan indikasi gejala-gejala ringan yang hampir menyerupai sakit flu ini, Erlina mengingatkan agar petugas kesehatan lebih memperhatikan lagi perbedaannya. "Tolong dicermati ini, gejala yang khas (infeksi Omicron). Memang sedikit mirip dengan flu, tapi flu itu jarang loh nyeri tenggorok dan jarang tenggorokan gatal," jelasnya. "Flu biasanya pilek yang disertai batuk," tambahnya. Omicron menyerang bronkus Berdasarkan data laporan CDC dari 43 kasus infeksi Omicron di Amerika Serikat bulan Desember 2021, gejala Covid-19 Omicron yang paling sering dilaporkan adalah sebagai berikut:
- Batuk, 89%
- Fatigue (kelelahan), 65%
- Hidung tersumbat atau rinore, 59%
- Demam, 38%
- Mual atau muntah, 22%
- Sesak napas, 16%
- Diare, 11%
- Anosmia atau ageusia, 8%
Gejala Covid-19 Omicron di Indonesia yang mirip flu ini sangat mungkin terjadi karena varian Omicron lebih menyerang bronkus daripada paru-paru. Diungkapkan oleh Erlina, sebuah studi dari HKUMed Hong Kong membandingkan nilai TCID50 di bronkus dan paru akibat infeksi varian Omicron, Delta, atau virus corona varian awal yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China. Untuk diketahui, TCID50 adalah media tissue culture infectious dose yang menandakan titer atau banyaknya virus di jaringan. Hasil studi itu menunjukkan, untuk di bronkus, varian Omicron memiliki laju infeksi dan replikasi 70 kali lebih tinggi dari varian Delta dan varian awal. Akan tetapi di paru, laju infeksi dan replikasi varian Omicron 10 kali lebih rendah dari varian awal. "Jadi lebih banyak bereplikasi dan berkembangbiaknya dia (Omicron) hingga keterlibatan peradangannya lebih banyak terjadi di bronkus untuk Omicron dibandingkan varian Delta atau varian dari Wuhan," kata Erlina.
Padahal, bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trachea) sebelum paru-paru. Bagian ini merupakan saluran udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus. Selain sebagai jalur masuk dan keluarnya udara, bronkus juga berfungsi untuk mencegah infeksi. "Inilah kenapa gejala-gejala dari infeksi Omicron itu banyaknya adalah yang berurusan dengan saluran napas," tambah Erlina. Itulah gejala Covid-19 Omicron yang dialami pasien yang meninggal. Semoga pandemi Covid-19 cepat usai.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto